Ghaisan Altamis Astabrata Manggala

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Gonjang Ganjing Semar Mendem

Negara kita ini sedang krisis tentang Bbm, akan tetapi kita lebih santai menikmati negara kita yang gemah ripah loh jinawi. Dalam hal membangun, tentu kita butuh banyak pemasukan ekonomi dan hal yang paling mendasar adalah pendidikan. Sedangkan, manusia itu kewajibannya cuman satu, menjalankan hidup yang damai dan sejahtera.

Semar kini sedang bingung cari mantu buat Petruk. Petruk itu sebenarnya naksir sama Limbuk. Tetapi Limbuk pun tidak suka dengan kehadiran Petruk dalam hidupnya. Limbuk suka dengan kerja dan harus mandiri dalam kehidupan. Sedangkan, Petruk hanya mau aman dan dalam zona nyaman. Ngurusi enak dirinya saja. Coba kalau Petruk ini mau lelungo adoh dan mencari nafkah kehidupan, pasti sudah nyaman hidup Petruk.

Petruk merasa sedih. Apalagi Mbilung suka marah kalau disindir tentang upilnnya yang gawing dan tak sedap mata. Kalau kata Petruk, Mbilung itu suka macak meneng-meneng dan terondolan kalau makan sambil beringas.

Repot, Semar kewelahan juga. Apalagi Petruk harus menyelesaikan tanggungjawab menyusun pendopo Gembolo Suko dan sedang mangkrak. Hutang Petruk banyak. Apalagi dia bodoh dan selalu kena tipu orang. Kemaren, dia habis emas 100 kg buat bayar denda dari Betoro Narodo. Tetapi bukan Narodo yang menemuinya. Hanya seorang penipu maling suka malih rupo sama malih solah.

Kini, Petruk terduduk sambil ndelongop nonton awan dan gak bisa bergerak. Tiap hari pekerjaannya cuma nggincu, udutan, ngimpi dan mikir Limbuk. Limbuk pun kabarnya merantau dan sudah jadi orang sukses di perantauan.

Kalau mikir tentang ekonomi, pembangunan, negara, banyak sekali ide dalam pikiran Petruk. Apa yang bisa Petruk lakukan, memberi apa, lalu bisa jadi apa Petruk ini. Petruk masih dalam kebingungan angon dalam sandiwara hidup mikir negara dan katanya suka ngomong bangsa sambil mengibarkan bendera merah-putih.

Saat ndelongop itulah, Bima dan Kresna didampingi Baladewa sudah mengerahkan pasukan dan prajurit untuk membangun bendungan dan jalan tol. Mereka juga akan membabat hutan untuk dijadikan tanah merdeka. Supaya Petruk tidak kesepian lagi. Petruk masih bertanya-tanya, apa yang harus dia lakukan dalam perjalanannya itu. Sedang Semar masih suka nyuruh Petruk angon wedus dan ngarit. Petruk bingung, lalu mbelandang dan ikut barisan mbangun jalan dan babat alas.

Wedus angon Semar yang ditinggalkan lari dan hilang, bahkan makan rumput di pekarangan tetangga. Apalagi dia kerja juga tak dibayar. Habis buat makan sama cari jahe supaya tenaganya pulih lagi. Bisa repot Petruk, sudah dimarahi Semar, tak dapat gaji. Akhirnya Petruk nyelulup ndelik di Pesanggrahan Gareng sambil komat-kamit minta selamat. Takut kalau Bolodewo gantol Petruk dengan Alugoro.

2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi!

09 Oct
Balas



search

New Post