Muhammad Mutatohirin

Penulis dan Guru SDIT Muhammadiyah Bandarlampung...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berprestasi Bersama Al-Qur'an

Berprestasi Bersama Al-Qur'an

Kehidupan seorang muslim ia tidak bisa lepas dari pengaruh dan petunjuk Al-Qur’an. Dengan Al-Qur’an dan sunnah, kehidupan kita menjadi terarah dan semakin berkah. SDIT Muhammadiyah Gunung Terang Bandarlampung, merupakan sekolah yang konsen dalam penanaman nilai-nilai Al-Qur’an. Baik dari segi menghafal, tahsin, tadabbur dan penanaman nilai-nilai Al-Qur’an kepada seluruh warga sekolah, guru, karyawan, peserta didik, dan wali siswa dalam berbagai program yang dijalankan.

Dalam kehidupan ini, kita tidak boleh jauh-jauh dari Al-Qur’an. Interaksi kita dengan Al-Qur’an kita bisa mulai dengan cara mencintai, senang mendengarkan, membaca, mentadabburi, dan mengamalkan serta mengajarkan. Seorang muslim tentunya ingin hari-harinya Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan keberkahan padanya. Bagaimana cara agar keberkahan itu kita dapatkan? Tentu jawabannya ada pada bagaimana interaksi kita bersama Al-Qur’an. ‘’Ketika engkau membaca Al-Qur’an satu halaman, maka rasakanlah keberkahan pada hari itu sebanyak bacaan Al-Qur’anmu. Semakin banyak engkau menambah bacaan Al-Qur’anmu, maka akan bertambah pula keberkahan yang dirasakan pada hari itu.’’ Ujar Syaikh Yasser Ad-Dausarry salah seorang Imam Masjidil Haram dalam salah satu kajiannya.

Jangan jauh -jauh dari Al-Qur’an, seberapa banyak interaksi kita dengan Al-Qur’an, sejumlah itulah keberkahan yang Allah turunkan kepada kita, karena Al-Qur’an adalah kitab penuh berkah. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Artinya: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (Surat Shad Ayat 29)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H beliau rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya Tafsir as-Sa'di:

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah.” Di dalamnya terkandung banyak kebaikan dan ilmu yang banyak. Dan di dalamnya terdapat setiap petunjuk dari kesesatan, penawar dari segala penyakit dan cahaya yang dapat dijadikan penerang di dalam berbagai kegelapan serta segala hukum yang dibutuhkan oleh orang-orang mukallaf. Dan di dalamnya juga terdapat dalil-dalil qath’i (pasti) untuk segala hal yang diinginkan, yang menjadikannya sebagai suatu kitab paling agung yang pernah mengetuk dunia ini semenjak diciptakan oleh Allah,

“Supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya.” Maksudnya, inilah hikmah diturunkannya Al-Quran ini, yaitu agar manusia merenungkan ayat-ayatnya lalu mereka mendapatkan ilmunya, dan agar mereka menghayati rahasia-rahasia dan hikmah-hikmahnya. Sebab sesungguhnya dengan menghayatinya, merenungkan makna-maknanya dan kembali memikirkannya secara berulang-ulang akan diketahui berkah dan kebaikan di dalamnya. Ini menunjukkan anjuran (himbauan) untuk menghayati dan merenungkan Al-Quran, dan ia termasuk amal yang paling utama, dan bahwa bacaan yang disertai dengan penghayatan itu lebih utama, daripada bacaan cepat yang maksud seperti ini tidak akan bisa dicapai.

“Dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapat pelajaran,” maksudnya, orang-orang yang berakal sehat. Dengan perenungan dan penghayatan yang mereka lakukan itu mereka dapat mempelajari berbagai ilmu dan segala apa yang dicari. Ini membuktikan bahwa pelajaran dan manfaat dari Al-Qur’an itu dapat diperoleh tergantung kepada daya akal dan pikiran seseorang.[1]

Mari kita berprestasi bersama Al-Qur’an! Ananda yang shalih dan shalihah, siswa-siswi SDIT Muhammadiyah Gunung Terang Bandarlampung, teruslah semangat mempelajari Al-Qur’an, mentadabburi, mengamalkan, dan berahlak Al-Qur’an. Ketika seseorang memberi perhatian lebih terhadap Al-Qur’an, maka Allah Subanahu wa ta’ala akan memberikan kemudahan baginya untuk belajar ilmu yang lain. Allah Subanahu wa ta’ala memberikan keberkahan dengan membukakan pintu-pintu yang lain. Sudah banyak kisah nyata dari para ulama kita, Imam As-Syafi’i rahimahullah menghafal Al-Qur’an di masa kecilnya, Allah bukakan dan mudahkan beliau mempelajari ilmu yang lain, Fikih, hadist, tafsir, dan berbagai ilmu yang lain.

Jangan sampai terlewat dalam hari-hari kita, hari berlalu dan kita tidak berinteraksi dengan Al-Qur’an, baik berupa tilawah, muroja’ah hafalan, tadabbur, ataupun pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan. Senang sekali bapak dan ibu guru melihat siswa-siswi SDIT Muhammadiyah Gunung Terang duduk di bawah pohon bersama Al-Qur’an sedang muroja’ah, duduk di pojok mushola asyik menghafal, dan halaqah Al-Qur’an bersama teman-teman di kelas maupun di halaman sekolah. Kebersamaan kita bersama Al-Qur’an itu tidak akan pernah sia-sia. Itu adalah tabungan pahala yang kelak kita akan mendapatkan pahalanya, tentunya semua amal saleh itu harus didasari ikhlas karena Allah Subanahu wa ta’ala. Jejak-jejak kita bersama Al-Qur’an akan menjadi saksi kebaikan kelak di akhirat insya allah.

Dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman-Nya: {يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا} ‘’pada hari itu bumi menceritakan beritanya.’’ (Az-Zalzalah: 4) Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan beritanya?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya berita bumi ialah bila ia mengemukakan persaksian terhadap setiap hamba laki-laki dan perempuan tentang apa yang telah dikerjakannya di atas permukaannya. Bumi mengatakan bahwa Fulan telah mengerjakan anu dan anu di hari anu. Demikianlah yang dimaksud dengan beritanya. (HR.Tirmidzi, hasan shahih)

وَفِي مُعْجَمِ الطَّبَرَانِيُّ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ لَهِيعة: حَدَّثَنِي الْحَارِثُ بْنُ يَزِيدَ -سَمِعَ رَبِيعَةَ الجُرَشي-: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "تَحَفَّظُوا مِنَ الْأَرْضِ، فَإِنَّهَا أُمُّكُمْ، وَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ عَامِلٌ عَلَيْهَا خَيْرًا أَوْ شَرًّا، إِلَّا وَهِيَ مُخبرة"

Di dalam kitab Mu'jam Imam Tabrani disebutkan melalui hadis Ibnu Lahi'ah, bahwa telah menceritakan kepadaku Al-Haris ibnu Yazid yang telah mendengar Rabi'ah Al-Hadasi yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: Hati-hatilah kalian terhadap bumi, karena sesungguhnya bumi adalah ibu kalian, dan sesungguhnya tiada seorang manusia pun yang melakukan suatu perbuatan di atasnya, apakah amal baik atau amal jahat, melainkan ia pasti akan menceritakannya.

Tempat-tempat yang kita di sana bersama Al-Qur’an, baik berupa membaca, menghafal, mentadabburi, dan mengamalkan serta berakhlak Al-Qur’an semua itu akan menjadi saksi-saksi kebaikan, apalagi satu hurufnya Allah Subhanahu wa ta’ala berikan pahala sepuluh kebaikan. Mari berprestasi bersama Al-Qur’an bukan hanya dalam ajang lomba Tahfidz, MTQ, dan yang lain, tetapi lebih dari itu mari kita bersama Al-Qur’an dalam keseharian dan terwujudkan dalam akhlak yang menghiasi diri kita, karena,’’Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.’’ (HR. Bukhari). Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala membimbing kita agar termasuk ahlul qur’an bukan sebaliknya menjadikan Al-Qur’an mahjuuro ditinggalkan atau di cueki.

Mari kita perbanyak berdoa dan mendoakan anak-anak dan anak didik kita dengan doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhumaa berkata:

Beliau menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di rumah Maimunah radhiyallahu ‘anha (bibi Ibnu ‘Abbas). Beliau menyiapkan air wudhu untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di waktu malam. Maimunah berkata, “Wahai Rasulullah, yang menyiapkan air wudhu untukmu adalah Ibnu ‘Abbas.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

اللّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ

“Ya Allah, pahamkanlah dia pada agama (Islam) dan ajarkanlah (ilmu) tafsir kepadanya.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad 1/328 dengan sanad yang hasan)

Pada riwayat lain Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhumaa berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memelukku ke dada beliau, dan beliau berkata,

اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الحِكْمَةَ

“Ya Allah, ajarkanlah hikmah kepadanya.” (HR. Bukhari no. 3756)

(MMT)

[1] Referensi : https://tafsirweb.com/8515-surat-shad-ayat-29.html

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya

03 Sep
Balas

Terimakasih bu Risma

05 Sep



search

New Post