Muhammad Mutatohirin

Penulis dan Guru SDIT Muhammadiyah Bandarlampung...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Al-Quran

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Al-Quran

       Apapun yang disandingkan dengan Al-Qur’an, ia akan jadi mulia. Al-Qur’an  disampaikan oleh Malaikat Jibril ‘alaihissalam, maka ia menjadi pemimpinnya para malaikat (Ruhul amiin). Al-Qur’an di turunkan di bulan Ramadan, Ramadan menjadi bulan mulia dan istimewa, penuh keberkahan. Al-Qur’an diturunkan pada lailatul qadar, la menjadi malam yang mulia, bahkan lebih baik dari seribu bulan. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad , Beliau pun menjadi sayyidil anbiya’i wal mursalin yaitu pemimpinnya para nabi dan rasul. Ketika seorang muslim belajar dan mengajarkan Al-Qur’an, maka ia menjadi sebaik-baik manusia. Nabi Muhammad bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ Artinya: Sebaik-baik diantara kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

SahabatMu yang berbahagia!

Tulisan di atas sedikit menggambarkan istimewanya Al-Qur’an dalam kehidupan seorang muslim. Sebagai orang yang beriman kita memiliki kewajiban-kewajiban terhadap Al-Qur’an. Ketika seorang muslim berharap agar hidupnya penuh dengan keberkahan, maka kata kuncinya adalah Al-Qur’an. Allah Subhanahu wa ta’ala  berfirman,

كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (Surat Shad Ayat 29)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H beliau rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya Tafsir as-Sa'di:

            “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah.” Di dalamnya terkandung banyak kebaikan dan ilmu yang banyak. Dan di dalamnya terdapat setiap petunjuk dari kesesatan, penawar dari segala penyakit dan cahaya yang dapat dijadikan penerang di dalam berbagai kegelapan serta segala hukum yang dibutuhkan oleh orang-orang mukallaf. Dan di dalamnya juga terdapat dalil-dalil qath’i (pasti) untuk segala hal yang diinginkan, yang menjadikannya sebagai suatu kitab paling agung yang pernah mengetuk dunia ini semenjak diciptakan oleh Allah,

            “Supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya.” Maksudnya, inilah hikmah diturunkannya Al-Quran ini, yaitu agar manusia merenungkan ayat-ayatnya lalu mereka mendapatkan ilmunya, dan agar mereka menghayati rahasia-rahasia dan hikmah-hikmahnya. Sebab sesungguhnya dengan menghayatinya, merenungkan makna-maknanya dan kembali memikirkannya secara berulang-ulang akan diketahui berkah dan kebaikan di dalamnya. Ini menunjukkan anjuran (himbauan) untuk menghayati dan merenungkan Al-Quran, dan ia termasuk amal yang paling utama, dan bahwa bacaan yang disertai dengan penghayatan itu lebih utama, daripada bacaan cepat yang maksud seperti ini tidak akan bisa dicapai.

            “Dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapat pelajaran,” maksudnya, orang-orang yang berakal sehat. Dengan perenungan dan penghayatan yang mereka lakukan itu mereka dapat mempelajari berbagai ilmu dan segala apa yang dicari. Ini membuktikan bahwa pelajaran dan manfaat dari Al-Qur’an itu dapat diperoleh tergantung kepada daya akal dan pikiran seseorang.[1]

Kewajiban seorang muslim terhadap Al-Qur’an

Seorang muslim memiliki kewajiban terhadap Al-Qur’an. Enam kewajiban kita terhadap Al-Qur’an yaitu:

1.    Beriman kepada Al-Qur’an

Setiap muslim wajib mengimani Al-Qur’an dan kitab-kitab Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah diturunkan kepada para Rasul-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ

 

“Rasul telah beriman kepada Al-Qur-an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya.” [Al-Baqarah/2: 285]

 

2.    Membaca dan mendengarkan Al-Qur’an

Nabi Muhammad beliau menjelaskan tentang keutamaan orang yang senang membaca Al-Qur’an, Beliaubersabda,

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 804]

 

 Selain membaca Al-Qur’an seorang muslim hendaknya senang mendengarkan Al-Qur’an, karena dengannya hati menjadi tenang dan tentram. Jangan sampai seorang muslim lebih senang mendengarkan musik daripada Al-Qur’an. Padahal tidaklah itu menambah bagi hatinya kecuali kegelisahan. Berbeda dengan Al-Qur’an ia akan menjadi syifa’ (obat) bagi hati, menghilangkan kegelisahan dan kegundahan serta mendatangkan ketenangan. Allah Subahanahu wa ta’ala berfirman,

وَاِ ذَا  قُرِئَ  الْقُرْاٰ نُ  فَا سْتَمِعُوْا  لَهٗ  وَاَ نْصِتُوْا  لَعَلَّكُمْ  تُرْحَمُوْنَ

“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 204)

Diantara keutamaan membaca Al-Qur’an yaitu:

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ »

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu  berkata: “Rasulullah. shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

 

 

3.    Menghayati atau mendalami isi kandungannya.

Agar Al-Qur’an semakin bisa memberikan bekas dan dampak bagi kehidupan seorang muslim, maka ia harus mentadabburinya. Allah Subahanhu wa ta’ala berfirman,

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

“Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur`an? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisa[4]: 82).

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

“Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad [47]: 24).

Diantara cara agar kita mudah mentadabburi Al-Qur’an adalah dengan belajar bahasa Al-Qur’an yaitu bahasa Arab. Karena dengan belajar bahasa Arab, kita bisa lebih mudah meresapi dan merenuni Al-Qur’an ketika membacanya. Jika hal itu dirasa susah dan berat, maka alternatif selanjutnya adalah bisa membaca Al-Qur’an dengan mushaf yang ada artinya per kata, hal tersebut dapat membantu memudahkan untuk merenungi maknanya.

 

4.    Menghafalkan sesuai kemampuan

 

            Menghafalkan Al-Qur’an adalah sebuah keniscayaan. Karena seorang muslim ketika melaksanakan salat, maka ia harus membaca Al-Qur’an. Surat yang minimal dihafal adalah Al-Fatihah, karena ia termasuk rukun salat. Dan juga surat-surat lainnya tentunya untuk dibaca pada rakaat pertama dan kedua setelah membaca surat Al-Fatihah.

            Minimal dalam salat lima waktu, seorang muslim bisa membaca surat yang bervariasi. Maka dari itu hendaknya kita bersemangat menghafal Al-Qur’an sesuai kemampuan kita masing-masing. Jangan sampai kita seperti rumah yang rusak. Nabi bersabda,

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ الَّذِي لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ ) رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : ( حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang di hatinya tidak ada sedikit pun ayat Al-Qur’an, maka seperti rumah yang roboh.” (HR. Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih)

 

Maksud dari hadist tersebut adalah  orang yang tidak hafal sedikit pun dari Al-Qur’an. Seperti rumah yang roboh artinya  tidak memiliki kebaikan dan ketenangan. Hadits ini adalah motivasi untuk menghafalkan Al-Qur’an dan memperhatikannya. Orang yang menjadi hamilul Qur’an atau memegang amanah dari Al-Qur’an pasti memiliki kebaikan yang banyak.

 

 

5.    Mengamalkan Al-Qur’an

 

            Al-Qur’an tidak hanya kita imani, baca atau dengar,tadabburi, dan hafalkan. Akan tetapi Al-Qura’an juga harus di amalkan agar ia bisa menjadi hudan petunjuk dalam kehidupan. Memberikan dampak dan pengaruh yang dahsyat dalam kehidupan seorang muslim.

Ketika tiba-tiba datang seseorang meminta-minta mengetuk rumah, maka kita memberinya jika ada, tetapi jika tidak punya kitpun sampaikan dengan baik-baik dan tidak membentaknya. Karena   teringat firman Allah Subahanahu wa t’ala surah ad-Dhuha ayat 10 ‘’dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya).

 

Pengaruh Al-Qur’an sangatlah besar dalam membimbing kehidupan seorang muslim, agar hidupnya terarah dan berkah. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (Qs. Al-Isra Ayat 9)

Sesungguhnya al-qur’an yang kami turunkan kepada hamba kami Muhammad ini, menunjukan manusia kepada jalan terbaik, yaitu ajaran islam, membawa kabar gembira bagi kaum mukmin yang mengamalkan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka dan berhenti dari perkara yang Allah larang mereka darinya, bahwa sesunggguhnya bagi mereka pahala yang besar dan bahwa sesungguhnya orang-orang yang tidak mempercayai kehidupan akhirat dan segala balasan yang ada di sana, maka kami sediakan bagi mereka siksaan yang menyakitkan di neraka. (Tafsir Al-Muyassar)

6.    Mengajarkan dan mendakwahkannya.

 

Tidak cukup seseorang saleh sendiri, tetapi ia juga harus mengajak dan berdakwah mengajarkan kepada oang lain, agar terbentuk masyarakat dan lingkungan yang baik. Masyarakat yang bertaqwa.  Ciri orang yang terbaik adalah yang mengajarkan dan mendakwahkan Al-Qur’an. Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ Artinya: Sebaik-baik diantara kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

Kita bermohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala semoga kita dijadikan ahlul qur’an, cenderung dan senang berinteraksi dengan Al-Qur’an.

 اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَائُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِي وَجِلَاءَ غَمِّي وَذَهَابَ حُزْنِي وَهَمِّي.

"Ya Allah, sungguh aku hamba-Mu, putra hamba-Mu (laki-laki), putra hamba-Mu (perempuan). Nasib di tangan-Mu, berlaku padaku ketentuan-Mu, adil padaku putusan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama-Mu yang kau sebut untuk diri-Mu, yang kau turunkan dalam kitab-Mu, yang kau ajarkan pada segelintir hamba-Mu, atau yang kau sendiri yang mengetahuinya dalam pengetahuan gaib agar kau menjadikan Al-Qur’an sebagai musim semi di hatiku, cahaya batinku, pelenyap kebingunganku, dan penghilang kesedihan serta kebimbanganku." Aamiin ya Rabb

 

 

[1] Referensi : https://tafsirweb.com/8515-surat-shad-ayat-29.html

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasan yang keren

21 Sep
Balas

Terimakasih Bu Risma, salam Literasi

21 Sep



search

New Post