MENYIBAK TABIR KEBUNTUAN
MENYIBAK TABIR KEBUNTUAN
Muhammad Nur, S.Pd., M. Pd.
Guru SMP 2 Batusangkar-Kab. Tanah Datar
#TMG H-191#
“Apakah aku bisa melanjutkan?”
Demikian pertanyaan sederhana namun mendasar yang selalu muncul ketika aku akan mulai menyusun untaian kata demi kata merangkai kalimat. Pertanyaan retorika ini memang sederhana dan ringan karena tidak memakan waktu yang panjang dan tenaga yang kuat untuk menjawabnya. Bahkan, pertanyaan yang sederhana ini bisa dijawab oleh anak dalam waktu sekejap. Bisa dijawab tanpa pikir panjang dan tidak memerlukan waktu yang relatif panjang. Pertanyaan singkat ini memang mendasar karena merupakan pertanyaan awal dan dasar untuk memulai kegiatan tulis-menulis.
Pertanyaan singkat, padat, dan jelas ini selalu muncul secara tiba-tiba dan serta merta. Pertanyaan retoris ini datang tanpa diprediksi sebelumnya atau tidak disangka-sangka. Namun, datang secara refleks dan tidak sengaja. Pertanyaan tersebut menghantui pikiranku ketika mulai menuangkan ide menjadi sebuah tulisan. Bahkan retoris tersebut selalu menjadi hambatan dan kendala pertama ketika memulai niat belajar menulis.
Barangkali pertanyaan tersebut, dialami dan dirasakan oleh banyak orang. Khususnya penulis pemula atau seseorang yang baru berkecimpung dalam dunia tulis menulis atau baru pertama kali menulis. Setiap penulis pemula atau seseorang yang belum terbiasa menulis akan mengeluarkan pertanyaan tersebut. Hal ini pula, yang aku alami dan kurasakan disaat akan memulai memulai dan mengawali tulisan.
Banyak orang yang ingin pandai, cekatan, dan terampil dalam menulis (melahirkan) tulisan yang layak sehingga diminati orang banyak. Namun, belum banyak pula yang berhasil dalam melahirkan tulisan yang layak dan diminati para pembaca. Aku jelas termasuk salah seorang dari yang banyak belum melahirkan tulisan yang baik dan bernilai. Hal ini kusadari betul dan kupahami begitu keadaannya.
Walau kusadari hal ini, aku tidak ingin bertahan dengan kondisi ini. Kondisi ini harus segera kuatasi dan kulawan. Namun, melawannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak semudah mengucapkan. Akan tetapi, membutuhkan ketelatenan dan kesungguhan serta ketekunan untuk menghadang semua tantangan ini. Tidak mudah untuk mengatasinya. Aku harus tetap mencoba berlatih, dan mencoba berlatih lagi dan berlatih lagi. Sebab kusadari yang namanya pekerjaan keterampilan harus diproses secara keberulangan. Tanpa kegiatan keberulangan mustahillah menghasilkan sesuatu tulisan yang layak dan bernilai. Disamping itu, aku harus lebih rajin lagi membaca dan mempelajari tulisan-tulisan pengarang lainnya, agar mendapatkan pembelajaran dan pengalaman.
Akhirnya, kegamangan dan kekuatiranku takut tidak akan dapat melanjutkan, berkurang sudah. Hal ini dapat diatasi dengan rajin berlatih dan mempelajari tulisan-tulisan penulis lainnya. Semoga ke depan aku tidak menemui kendala yang berarti dalam setiap penyelesaian tulisan-tulisanku. Aamiin-aamiin Ya Robbal Alamin.
-----21-11-2020----
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar