Pernahkah kalian menjalani hubungan jarak jauh dengan pacar atau dengan suami/istri? bagaimana rasanya? enak atau memilukan? mungkin seperti permen nano-nano bukan?. Long Distance Relationship atau kerap dikenal dengan LDR merupakan hubungan yang terpisah oleh jarak ruang dan waktu. Pasti orang yang menjalaninya ingin segera mengakhirinya.

Sebagai mahasiswa magister yang sudah berkeluarga, saya menjalani LDR dengan istri selama tiga semester, bertemu hanya waktu libur semester saja. Semua dilakukan demi masa depan keluarga yang lebih baik. Istri tidak saya bawa ke Bandung karena alasan pekerjaan. Ibarat pepatah bersakit-sakit dahulu bersenang-sengan kemudian. Hal ini merupakan harapan dari peserta Tugas Belajar Riau yang kuliah di UPI Bandung.

Utungnya saya dan istri menjalani LDR pada zaman smartphone dan full of media social yang mendukung keterlancarannya aktivitas LDR kami. Sehingga aktivitas LDR tidak terlalu menakutkan karna secara visual masih bisa berhubungan walaupun untuk touching each others hanya bisa mengelus layar HP yang penuh kehangatan.

Buruknya jaringan internet merupakan orang ketiga yang menjadi salah satu kendala dalam menjalankan LDR. Namun komitmen saling percaya dan sabar merupakan kunci dari menanggulangi ancaman bagi pejuang LDR. Kadang rasa rindu yang dikirimkan melaui jaringan internet tidak jarang nyasar oleh kendala cuaca. Ibarat pelakor, cuaca buruk merupakan sosok yang ditakuti oleh penggiat LDR ini.

Alhamdulillah aktivitas LDR kami kandas pada semester ke empat, penyebabnya adalah virus, bukan virus cinta namun virus yang asal muasalnya dari negeri Wuhan China. Banyak hal yang bisa dipetik hikmahnya oleh pejuang LDR pada masa pandemi ini. Salah satunya bisa kembali lebih cepat kepelukan keluarga.