Muhammad Rahmad Syalehin, S.Pd

Nama : Muhammad Rahmad Syalehin, S.PdGelar ini saya dapatkan dengan menempuh pendidikan pada jurusan Pendidikan Fisika di Universitas Lambung Mangkurat dan lulu...

Selengkapnya
Navigasi Web

PERANCANG DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Backward Design Tahap 2 Menentukan Bukti Penilaian

Wiggins dan McTighe (2006) mendefinisikan Understanding by design sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang meningkatkan pemahaman secara mendalam dan keterlibatan siswa, desain pembelajaran ini berorientasi dari hasil belajar atau cara berpikir tentang pembelajaran, penilaian dan pengajaran yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran.

kerangka UbD sangat ideal jika diterapkan di Indonesia karena Kerangka Pembelajaran paradigma baru memiliki dasar kurikulum yang mengikuti tahapan kerangka UbD. Mulai dari penetapan tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dengan mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional dan SNP, kemudian pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada keberhasilan dalam menerapkan Profil Pelajar Pancasila.

Pendekatan Understanding by Design (UbD) pada implementasi kurikulum berfokus pada tujuan pembelajaran yang diharapkan sehingga guru membuat pembelajaran dengan desain yang mengarah pada tujuan dengan target siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Keunikan dari UbD adalah pada pola perencanaan yang terbalik, yaitu dimulai dari apa yang ingin dipahami oleh siswa dari topik bahasan tertentu, berlanjut ke penyusunan penilaian yang mengukur bukti-bukti pembelajarannya dan terakhir ke perencanaan pengajaran yang akan dilakukan. Hal ini berbeda dengan pendekatan yang biasa dilakukan oleh guru yang berdasar pada buku teks, pola pengajaran yang disukainya tentang pokok bahasan tertentu ataupun aktivitas pengajaran yang terstruktur dan berurutan. Demikian juga halnya dengan penilaian/test hasil belajar, biasanya guru melakukannya pada tahap akhir kegiatan pada saat proses pengajaran telah berakhir. Pendekatan terbalik membuat guru untuk mulai mengoperasionalisasi tujuan atau standar yang ingin dicapai dalam bentuk bukti-bukti melalui kegiatan penilaian saat ia merencanakan satu pokok bahasan. Proses itu mengingatkan mereka untuk memulai dengan pertanyaan bukti belajar apakah yang saya inginkan dari siswa bahwa mereka sudah memahami dan mengusasi pelajaran- sebelum melakukan perencanaan kegiatan pembelajaran. Guru yang melakukan ini, mencoba untuk berpikir sebagai penilai tentang pencarian bukti proses belajar, yang tidak saja membantu mereka menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, namun juga mempertajam target mengajar dan belajar sehingga siswa dapat berprestasi lebih baik dan mengetahui tujuan belajar. Tingginya koherensi antara hasil yang dinginkan, kinerja kunci-nya dan kegiatan pengajaran dan belajar akan membawa pada tingginya kinerja siswa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

26 Dec
Balas

Alhamdulilah terimakasih banyak bu..

04 Jan
Balas



search

New Post