Muhammad Rosid Ridho, S.Pd.I, M.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

"Pendidikan yang menyelamatkan"

Di era jaman NOW ini, perkembangan teknologi berkembang sedemikian pesat laksana anak panah yang melesat dari busurnya. Hal ini merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dielakkan. Konsekuensi logis dari sebuah tatanan masyarakat baru di era globalisasi.

Kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi telah membuka cakrawala berfikir manusia untuk memahami berbagai persoalan melalui sudut pandang yang lebih luas. Seseorang begitu mudah mendapatkan informasi dan ide2 pemikiran yang berkembang di berbagai belahan dunia hanya dengan menggerakkan jari jemarinya di atas touchscreen smartphon yang ada di tangannya. Sungguh merupakan sebuah lompatan kemajuan yang luar biasa.

Namun, di sisi lain. Kemajuan teknologi informasi juga menimbulkan persoalan baru. Seseorang yang belum matang tingkat kedewasaannya, sekalipun di usia yang sudah menua, akan terjebak dalam praktik pemanfaatan teknologi informasi yang kurang tepat. Pasalnya, melalui gadget yang inovasinya tiada henti ini, beragam konten bisa diakses dengan mudah oleh siapapun. Termasuk konten- konten yang berbau pornografi, propaganda, isu-isu hoax dan lain-lain.

Budaya asing juga dengan mudahnya memborbardir masyarakat dan menjangkitinya tanpa terkendali. Merusak tatanan sosial yang selama ini telah mendarah daging. Menjadikan moralitas anak bangsa semakin bobrok.

Fenomena ini telah menyadarkan kepada masyarakat luas tentang pentingnya pembangunan karakter dan akhlak mulia untuk menepis berbagai budaya asing yang bersifat destruktif atau merusak. Orangtua berbondong-bondong menitipkan anak-anaknya ke sekolah yang visi dan misinya sarat dengan penanaman akhlak mulia.

Antusiasme masyarakat terhadap pendidikan yang menyelamatkan ini di sambut baik oleh beberapa lembaga pendidikan. Di antaranya adalah SMPN 2 Tawangsari.

Dalam dua tahun terakhir ini SMPN 2 Tawangsari telah melakukan gebrakan baru, yaitu gerakan revolusi mental dan pembentukan karakter peserta didik secara intens.

Kegiatan pembentukan karakter peserta didik dilakukan dengan pembiasaan 3S (senyum, salam, sapa), BTA, tahfidz mandiri, tahfidz bersama, salat dhuhur berjamaah, jumat rohani, serta menyanyikan lagu wajib dan daerah. Dengan kontinuitas dalam monitoring dan evaluasi, kegiatan ini mengalami kemajuan yang terus meningkat. Akhlak peserta didik menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.

Upaya lain juga dilakukan dengan menyelenggarakan 14 jenis ekstra kurikuler sebagai bentuk penguatan potensi non akademik peserta didik. Hasil dari terobosan ini SMPN 2 Tawangsari telah memperoleh beragam prestasi baik di tingkat kabupaten maupun propinsi. Hal ini menjadikan sekolah lain tertarik untuk melakukan upaya yang sama. Untuk itu, telah banyak sekolah yang melakukan study banding ke SMPN 2 Tawangsari. Baik dari Nguter, Bendosari, Baki, Kartasura, Mojolaban, dan Sukoharjo

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Teknologi ibarat dua sisi mata uang pak untuk yang baik atau menuju ke arah sebaliknya salam

09 Dec
Balas



search

New Post