SEPOTONG ROTI
Sepotong Roti
Sultan Chemistry
Di ujung trotoar pagi,
seorang anak memeluk bayang ibunya
yang hilang di kepulan nasi tak jadi.
Ia memungut hari dari sisa kemarin—
sepiring harapan tanpa garam.
Langkah-langkah pejabat berkilau
meninggalkan jejak di atas kertas undangan,
sementara perut-perut itu hanya
mampu mengeja bau dapur orang lain.
Sepotong roti, kadang tak sempat jadi mimpi.
Kita diam di depan televisi
menonton iklan kemanusiaan,
lalu mengganti saluran
seperti tak ada yang terjadi.
Lapar itu bukan tayangan tengah malam.
Bulukumba, 2 Juni 2025
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar