Muhammad Sultan, S.Pd

Muhammad Sultan lahir di Kajang kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan pada tanggal 1 Agustus ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SI KELINCI DAN RUMAH PELANGI DI HUTAN KAJANG
Sumber foto

SI KELINCI DAN RUMAH PELANGI DI HUTAN KAJANG

Si Kelinci dan Rumah Pelangi di Hutan Kajang

 

Di dalam Hutan Adat Ammatoa, tempat pepohonan menjulang tinggi dan udara sejuk menyelimuti, hiduplah seekor kelinci putih bernama Lilo. Hutan ini dijaga oleh masyarakat Kajang Dalam, yang hidup selaras dengan alam dan percaya bahwa hutan adalah warisan leluhur yang harus dijaga.

 

Lilo sangat suka melompat-lompat di antara dedaunan dan mendengar suara burung bernyanyi. Namun, ia merasa sedih karena rumahnya hanyalah lubang kecil di bawah pohon besar, sementara burung dan hewan lain memiliki rumah yang lebih indah.

 

Suatu hari, Lilo melihat burung kecil sedang membawa bulu warna-warni ke sarangnya. “Hai Burung Kecil, untuk apa bulu-bulu itu?” tanya Lilo.

 

Burung kecil tersenyum, “Aku menghias rumahku agar lebih indah! Di Hutan Kajang, kami membuat rumah dengan penuh cinta.”

 

Lilo pun berpikir, “Aku juga ingin punya rumah yang indah! Tapi bagaimana caranya?”

 

Ia berjalan ke sungai suci yang dijaga oleh masyarakat Kajang, tempat airnya jernih seperti kaca. Di sana, ia melihat Ikan Emas berenang dengan sisik berkilauan. “Ikan Emas, rumahmu sangat indah! Bagaimana aku bisa membuat rumahku secantik itu?”

 

Ikan Emas tersenyum, “Gunakan apa yang ada di sekitarmu, tapi jangan merusak hutan. Karena di Hutan Kajang, semua harus dijaga dengan hati-hati.”

 

Lilo pun bersemangat. Ia mengumpulkan daun kering, bunga yang jatuh, dan bulu burung yang rontok, tanpa merusak satu pun tanaman. Ia menempelkannya di sekitar pintu rumahnya, menggantung ranting kecil yang berkilauan, dan menyusun batu-batu warna-warni di depannya.

 

Setelah selesai, rumah kecilnya berubah menjadi rumah pelangi yang cantik! Semua teman-temannya datang dan terkagum-kagum. “Wah, rumahmu sangat indah, Lilo! Dan yang paling penting, kamu membuatnya tanpa merusak hutan,” kata mereka.

 

Lilo tersenyum bahagia. Ia menyadari bahwa rumah yang indah bukan tentang seberapa besar atau mahal, tetapi tentang usaha dan cinta yang kita berikan padanya. Sejak hari itu, Lilo bangga dengan rumah pelanginya yang penuh warna dan tetap menjaga keindahan Hutan Kajang bersama teman-temannya.

 

Pesan moral: Kita bisa menciptakan keindahan tanpa harus merusak alam. Jagalah lingkungan seperti masyarakat Kajang yang hidup

selaras dengan hutan.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah sudah update status hari ini

03 Mar
Balas



search

New Post