Gelombang cinta
Kisah Gelombang cinta yang cukup berliku, berliku-liku dan berlekuk seperti suasana jalan pegunungan di pagi yang sangat cerah. Daun bunga gelombang cinta yang dulu pernah trend sama sama dengan rasa perjalanan cintaku di masa ini. Berliku, berlekuk, dan bergelombang.
Bunga gelombang cinta yang duku sekitar 15-20 tahun yang lalu pernah trend dengan harga selangit sampai tembus jutaan bahkan ratusan juta rupiah. Ini masa yang tidak lama hanya beberapa bulan saja. Banyak orang kaya raya mendadak dibuatnya dan sebaliknya. Pedagang dadakan banyak bermunculan untuk mengikuti permainan orang kelas kakap yang tidak diketahui dimana beliau berada. Banyak terperosok bahkan tertipu karenanya.
Di tempatku masih ada sisa-sisa itu karena ibuku pernah mengikuti kegiatan itu di akhir periode perhelatan kemahalan bunga tersebut. Kini sekarang tumbuh besar dan tak terurus. Zaman ini banyak tanaman bunga yang lumayan naik harga tetapi tidak untuk bunga yang satu ini, intinya tetep belum ada yang menoleh untuk membeli. Sehingga gelombang cinta hanya sekedar untuk bonus dan oleh-oleh.
Ruang yang sempit untuk menaruhmu sudah tidak ada, tidak terurus karena kejayaanmu menjadi alasan orang tidak memperhatikan. Kesan sabar dan merima menjadi aktivitas harianmu. Pedagang bunga besarpun tidaj menolehmu sedikitpun.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar