PJJ
Pembelajaran belajar jarak jauh (PJJ) kayae asik didengar, kayak cinta jarak jauh saja yang sering sekali dilakukan oleh dua sejoli dimadu cinta tetapi terhalang oleh jauh yang sangat jauh mungkin ratusan atau ribuan bahkan jutaan kilometer, antar kota/kabupaten, propinsi bahkan negara.
Apakah pembelajaran jarak jauh sama dengan cinta jarak jauh tentunya sangat berbeda. Cinta jarak jauh (cjj) sudah muncul dan trend sejak dulu bahkan sampai sekarang masih viral tetapi kalau PJJ baru viral dalam bulan-bulan pada masa pandemi covid-19. Munculnya PJJ disebabkan karena pandemi dimana seseorang harus melakukan sosial distenting dan pisycsal distenting alias tidak boleh berkerumun atau menjaga jarak serta tidak boleh bersentuhan.
Social distenting dan fisycal distenting diterapkan karena untuk memutus mata rantai penularan virus. Sehingga yang mengidap penyakit Corona istilah yang muncul dari covid tetap bisa dicegah.
PJJ muncul agar kader bangsa tetap terselematkan. Sehingga dalam pembelajaran pemerintah tetap memerintahkan agar lembaga pendidikan tetap melakukan pembelajaran dengan cara ini.
Apakah PJJ efektif? Tentu tidak. Berbagai kendala banyak sekali diantara pada aspek-aspek yaitu ekonomi, sosial, budaya, dan pcikologi.
Aspek ekonomi menjadi kendala dalam PJJ karena banyaknya siswa yang tidak memiliki android dan juga komputer. Punya android terkadang tidak punya paketan internet, atau terkadang terkenal jaringan, atau android hanya dimiliki orang tua yang memang harus dipakai untuk kerja.
PJJ harus dilengkapi dengan perangkat dan peralatan di atas. Tampa fasilitas di atas PJJ tidak bisa terlaksana dengan maksimal. Bisa dengan cara offline tetapi ini tidak sepenuhnya dilakukan Karena keterbatasan waktu dan tenaga.
Aspek sosial terjadi salah satunya adalah karena keluarga dan tetangga yang tidak mendukung baik dari segi kemampuan dalam membantu pembelajaran siswa maupun waktu yang dimiliki oleh orang tua. Karena PJJ benar-benar membutuhkan peran siswa dalam pendampingan utamanya siswa tingkat dasar dan pra dasar. Materi yang dikirim oleh guru harus dijelaskan oleh orang tua. Jika kemampuan orang tua kurang memadai baik kemampuan mrmdidik maupun waktu yang dimilik maka PJJ tidak bisa dilakukan dengan maksimal.
Aspek Budaya juga menjadi salah satu penyebab sulitnya PJJ dilaksanakan, yaitu kebiasaan siswa di rumah yang tidak minat dalam belajar dan juga kebiasaan kerja di rumah apalagi yang harus membantu orang tua kerja serta kurangnya pengetahuan orang tua dalam memahami pentingnya pendidikan, maka seorang siswa pun juga akan tergantung PJJnya.
Aspek psikologi yang saat ini lebih sering terjadi, dimana siswa dan orang tua sering bertengkar karena karakter dan tarap usia yang memang sangat dipahami. Sehingga terkadang kemauan serta pemahaman materi yang berbeda karena materi yang dikirim oleh guru. Jika orang tua siswa berpendidikan tinggi mungkin kendala psikologi ini minim terjadi tetapi jika tidak, maka pertengkaran bahkan sampai pembunuhan bisa terjadi seperti yang pernah dalam berita di media masa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar