MOHAMMAD MUHTADI, S.Si

Salah satu guru yang mengabdi SD Negeri Potoan Laok 1...

Selengkapnya
Navigasi Web
Secangkir Kopi pahit

Secangkir Kopi pahit

Kali ini kita, saya dan pembaca tentunya. Tidak akan membicarakan hal-hal yang berbau utapia, ueforia, metafora, atau lain sebagainya. Kali ini kita akan membahas sesuatu yang saya rasa sangat dekat dengan kehidupan pagi kita, sejumput serbuk berwarna cokelat yang ditumbuk dan digiling dengan halus, dicampur dengan sedikit gula kemudian diseduh dengan air hangat. Ah…. Alangkah nikmatnya dinikmati bersama dengan teman sambil berbagi cerita tentang dunia dari berbagai sudut.

Kita akan memulai pembahasan tentang biji kopi ini dari sejarah pertama kali ditemukan. Setalah penulis telusuri beberapa sumber yang menurut catatan sejarah kopi pertama kali ditemukan oleh bangsa etiophia sekitar 1000 sm. Namun pada versi lain kopi pertama ditemukan oleh sekawanan kambing yang digembalakan oleh bangsa abbyssinia, pada mulanya kopi disajikan dengan cara dimasak seperti masakan pada biasanya, kemudian orang arab mengenalkan cara menikmati dengan cara diresbus dan diambil sarinya. Ummat islam kala itu banyak yang mengkonsumsi dengan cara demikian sebagai minuman penambah energi saat beribadah pada malam hari (disarikan dari wikipedia).

Itu sedikit tentang penemuan kopi yang biasa kita nikmati bersama teman-teman saat berkumpul. Namun kita akan membicarakan kopi dari sudut yang berbeda. Kita akan membicarakan seakraban yang ditimbulkan oleh secangkir kopi pahit ini

Telah kita ketahui bersama bahwa di pagi hari di warung-warung pinggir jalan para bapak mendiskusikan tentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang mereka saksikan di tayangan televise semalam. Walaupun sebenarnya mereka pembicaraan mereka tidak akan pernah merubah kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, contoh nyatanya adalah kebijakan kenaikan BBM yang tentunya sangat berdampak pada kehidupan mereka. Dengan secangkir kopi yang mereka pesan, setiap mereka boleh mengemukan pendapat masing-masing walaupun pembahasan itu akan berlangsung sangat lama.

Sedangkan pada waktu yang berbeda seorang pemuda masih dengan modal yang sama, yakni secangkir kopi. Dia dengan rayuan mautnya menggoda penjaga warung yang berstatus janda, walaupun pada ujung-ujungnya rayuan mautnya akan ditolak mentah-mentah, pemuda akan selalu berkata “yang penting usaha, masalah hasil itu urusan belakangan”

Dengan bermodalkan secangkir kopi yang disuguhkan di meja ruang tamu seorang direktur, sejanak dia dapat mengalihkan pembicaraan para atasannya di pusat, sehingga moditoring kinerjanya tampak tidak terlalu menegangkan.

Kalau kita beranjak untuk melihat sejenak lingkaran diskusi para mahasiswa di halaman kampus yang sedang mendiskusikan kegelisahan merekan tentang fenomena sosial baik dari tatanan yang terendah hingga yang tertinggi, pada tengah-tengah lingkaran diskusi mereka terdapat kopi yang selalu setia menemani.

Para pemuda karang taruna yang sedang mempersiapkan sebuah acara di balai desa pun membawa bekal seteko kopi yang akan diminum bersama sebelum mereka memulai pekerjaan

Di pangkalan ojek pun tersedia beberapa bungkus kopi bubuk yang akan dinikmati oleh tukang ojek sambil bermain gaplek. Mereka menikmati semua hal tersebut sembari menunggu pelanggan yang akan menggunakan jasa yang mereka sediakan.

Terlepas dari semua itu kopi juga menjadi teman bagi para penikmat sujud di sepertiga malam agar mereka dapat terus dapat berdikir. Bahkan dulu di masa ulama’ salaf, sempat ada sebuah anekdot “Malaikat tidak akan menyiksa mayit seorang yang dalam tubuhnya terdapat sisa-sisa kopi. Karena malaikat akan menganggap mereka sebagai ahli dikir dan ibadah di sepertiga malam”

Namun, hal yang paling dibenci oleh para penjaga warung kopi adalah kata “ngebon dulu mbk yu” atau “ngutang dulu mbak yu” padahal para pelanggan sudah berjam-jam berbicara, tentang banyak masalah dari yang berat hingga yang sepele, ujung-ujungnya masih hutang juga. (Muh) D2e

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post