BELAJAR DARI PARARATON DAN MULA MANURUNG
Serat Pararaton dan Prasasti Mula Manurung merupakan catatan sejarah era Tumapel-Singasari-Kadiri sampai berdirinya Majapahit.
Kita pernah atau bahkan sering mendengar cerita tentang Ken Arok dan proses pemberontakan militernya terhadap raja Tumapel, Tunggul Ametung, yang disamarkan dengan cerita keris empu gandring. Setelah berhasil mengambil alih tahta sekaligus permaisuri Ken Dedes,berdirilah Kerajaan Singasari. Saat itu Ken Dedes sudah mempunyai seorang anak dari Tunggul Ametung bernama Anusapati. Dan kemudian mempunyai anak lagi dari Ken Arok, bernama Mahesa Wong Ateleng. Selain dengan Ken Dedes, Ken Arok juga menikah dengan Ken Umang , ibu muda yang memberinya seorang putra bernama Panji Tohjoyo.
Keluarga yang terbagi dalam tiga trah inilah yang kemudian membuat kerajaan diliputi segala macam pertikaian,yang berujung pemberontakan dan pembunuhan , yang dikenal dengan kisah kutukan keris empu gandring. Anusapati yang semula mengira sebagai anak pertama, tidak bisa menerima kenyataan ketika Mahesa wong Ateleng dinobatkan menjadi putra mahkota dan raja di Kadiri. Apalagi anak ibu muda, Tohjoyo lebih disayang oleh Ken Arok. Maka Anusapati menunggangi orang dari Batil, dan akhirnya berhasil membunuh serta mengambil alih Singasari dari Ken Arok. Kerajaan pun terpecah menjadi dua, Singasari dipimpin Anusapati dan Kadiri dipimpin Mahesa Wong Ateleng. Kadiri akhirnya diklaim oleh Tohjoyo dan kemudian Tohjoyo dilengserkan Ranggawuni, anak Anusapati, yang bekerjasama dengan Mahesa Cempaka, anak Mahesa Wong Ateleng.
Pertikaian keluarga terus meruncing. Trah Tunggul Ametung-Ken Dedes, Ken Arok - Ken Dedes, dan Ken Arok- Ken Umang saling bermusuhan. Hampir separoh waktu kerajaan Singasari dihabiskan untuk pertikaian keluarga.
Mengapa demikian? Apa yang menjadi sebab?
Ketidakadilan. Ya, ketidakadilan dalam keluarga. Mungkin Ken Arok merasa sudah berlaku adil terhadap semua istri dan anak-anaknya, tetapi tidak adil bagi mereka. Terbukti, Ken Dedes membocorkan rahasia kepada Anusapati hingga terjadi pembunuhan terhadap Ken Arok. Juga Ken Umang, merasa anaknya diperlakukan tidak adil,hingga menyulut sang anak,Tohjoyo melakukan pembunuhan terhadap Mahesa Wong Ateleng( Aghni Baya). Pembunuhan yang saling berbalas, dikisahkan dalam dendam kesumat dan sumpah penumpasan tujuh turunan dari keris empu gandring.
Adil, memang tidak mudah untuk diwujudkan. Perlu pemikiran,pencermatan,dan pembuktian. Terminologinya panjang, sepanjang sejarah pertikaian Singasari hingga terbentuknya kerajaan Majapahit.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
George gun doors, Bun.
Hehehe..Terimakasih
Alhamdulillah,josss bund
Kereen