Muktiyono

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Antara Pohon Pisang dan Menulis Buku
Pohon pisang ajaib, berbuah di batang dengan posisi tandan terbalik

Antara Pohon Pisang dan Menulis Buku

UNBK SMP dimulai hari ini Senin, 23 April 2018. Hari pertama UNBK adalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Pada UNBK tahun ini saya sedang “dimanjakan”, tidak didapuk menjadi panitia. Dalam waktu yang luang ini, saya iseng-iseng jalan-jalan mengelilingi areal sekolah yang luasnya 1,6 hektar ini. Saya melihat-lihat kebun di belakang sekolah. Tanpa sengaja saya melihat “keajaiban” yang diciptakan oleh Allah SWT.

Keajaiban itu berupa pohon pisang aneh. Di sudut kebun terdapat sebatang pohon pisang yang berbuah dengan posisi lain daripada yang lain. Kalau umumnya pohon pisang berbuah di ujung daun-daunnya, ini tidak seperti itu. Pohon pisang ini berbuah di bawah jauh dari papah(cabang) daun daunnya. Buah pisang ini muncul dari batangnya yang mlethek(membelah).

Tidak hanya letak buahnya yang aneh. Biasanya tandan pisang menghadap ke bawah dengan posisi jantung(bunga pisang) tergantung di bawah, buah pisang yang saya jumpai ini menghadap ke atas dengan jantung di atas. Subhanallah. Sungguh suatu kebesaran Allah.

Kalau dianalisa sebatas kemampuan pikir manusia, mungkin pohon pisang itu mengeluarkan buahnya di batangnya bukan di ujung daunnya karena ujung daunnya terserang hama. Akhirnya si pohon pisang mengeluarkan buahnya di batangnya. Tapi mengapa harus menghadap ke atas? Nah itu hanya Allah yang tahu.

Terlepas dari keajaiban itu, pohon pisang memang memiliki filsafah adi luhung yang perlu diterapkan dalam kehidupan manusia. “Pohon pisang tak akan mau mati sebelum menghasilkan buah”. Meskipun dipangkas, ia akan tumbuh bersemi kembali bila belum berbuah. Tapi setelah berbuah dan ditebang oleh manusia, pohon pisang itu tak mau tumbuh bersemi lagi. Itulah sifat pohon pisang.

Seandainya manusia memiliki motivasi seperti pohon pisang alangkah hebatnya. Selama hidupnya ia akan berusaha berkarya agar hasil karyanya itu bisa dimanfaatkan oleh anak turunnya dan juga orang lain. Ia akan berusaha keras untuk menghasilkan karya dan tidak mau berhenti sebelum berhasil. Dalam bahasa pejuang, “Akan terus berjuang sampai pada titik darah penghabisan”.

Marilah semangat pohon pisang ini kita terapkan dalam segala bidang kehidupan, dalam beribadah, mencari nafkah yang halal, karir, mendidik anak, dan dalam berumahtangga dan lain sebagainya. Kita harus berusaha keras hingga berhasil.

Bahkan dalam dunia tulis menulis pun juga kita harus meniru pohon pisang. Kita harus berlatih dan berlatih hingga berhasil. Jika kita optimis bisa maka akan bisa. You can if you think you can, Anda bisa bila Anda yakin bisa. Anda bisa menulis buku bila Anda yakin bisa menulis buku.

Dalam menulis buku kita tidak usah berpikir apakah akan ada yang membelinya atau tidak. Namun setidaknya, kita sudah membuat sejarah tertulis bagi diri sendiri. Simpan satu bukumu, tunjukkan legalitasnya dalam ISBN sebagai bukti bahwa sudah tercatat dalam katalog PERPUSNAS dan ceritakan kepada istri, suami, anak atau cucu bahwa kita pernah mempunyai karya. Itu layaknya album dari pikiran kita yang jelas tidak dapat difoto.

Dengan menghasilkan karya berupa buku, kita juga sudah menyumbang satu lagi jendela untuk orang lain melihat dunia yang berbeda.

Ubah mindset. Uang dan nama tenar hanyalah bonus. Yang terpenting, kita memberikan penghargaan atas diri sendiri.

Untuk itu marilah kita semangat dalam mengikuti SAGUSABU Wonosobo tanggal 28-29 April 2018. Di sana kita akan belajar banyak menulis buku. Selamat berjuang seperti halnya pohon pisang dan selamat berkarya menghasilkan buku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya kaget membaca judul ini karena saya pernah menulis yang menghubungkan kegiatan menulis buku dengan pohon pisang. Pak Muktiyono percaya gak? silakan cari tulisan saya. he...he.... salam literasi.

23 Apr
Balas

Sangat menginspirasi pak

23 Apr
Balas

Betul sekali, Pak Muktiyono. Kata Mas Eko, "Biarlah buku kita menemukan takdirnya sendiri. Tak peduli akan dibaca orang atau tidak, yang penting kita menulis dan menulis." Saya sudah dua kali ikut pelatihan yang sama, Pak. Kemungkinan besok absen. Semoga pelatihan di Wonosobo sukses dan lancar. Bu Min, ini Pak Muktiyono, salah satu panitia pelatihan sagusabu di Wonosobo. Mingkin beliau bisa membantu untuk memamerkan buku Bu Min saat pelatihan seperti saran Pak Syaihu.

23 Apr
Balas

amiin. Semoga guru-guru wonosobo jadi semangat menulis

24 Apr

Mari kita berjuang menjadi penggiat literasi. Semangat bu

24 Apr
Balas

Keren pak, ternyata kalau kita peka, apa pun yang ada dan terjadi di sekitar kita menjadi sumber belajar. Memang pada hahekatnya alam ini menjadi sekolah sesungguhnya dan benda-benda, peristiwa, dan fenomena yang ada adalah materi pelajaran yang harus dieja dan dicerna maknanya.

23 Apr
Balas



search

New Post