Muktiyono

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
“Batu Beranak”,  Sebuah anekdot

“Batu Beranak”, Sebuah anekdot

Bondan masih duduk di kelas 6 SD. Ia merupakan anak yang soleh dan rajin belajar. Ia selalu mendapat ranking 1 di kelasnya. Bondan anak yang periang dan pandai bergaul. Ia juga sering membantu teman-temannya bila mendapatkan kesulitan mengenai pelajaran. Tak heran bila teman-temannya suka bermain dengannya.

Ayah Bondan seorang tukang batu. Ia bernama Pak Udin. Banyak orang suka menyuruh Pak Udin untuk membangun rumah, karena ia rajin dan hasil kerjanya bagus.

Sekali waktu Bondan membantu ayahnya membangun rumah tetangga. Ketika itu, pak Udin sedang membuat pondasi rumah, dan Bondan ikut membantu menyediakan batu yang akan dipasang.“Ndan Bondan, tolong ambilkan batu ke sini,” kata Pak UdinBondan menjalankan perintah ayahnya dan membawa batu ke dekat ayahnya.“Ini Yah,” kata Bondan.“Oh jangan yang ini, terlalu besar. Ambilkan adiknya lagi,” kata Pak Udin.Bondan bergegas mengambil batu yang lebih kecil.“Ini Yah,” kata Bondan.“Ya betul. Taruh situ,” kata Pak Udin.Keesokan harinya Bondan pergi ke sekolah. Ia pergi berjalan kaki bersama teman-temannya. Tak lama setelah sampai di sekolah, bel pun berbunyi. Bondan masuk kelas mengikuti pelajaran.

Kali ini pelajaran yang diikuti Bondan adalah pelajaran IPA. Guru kelas Bondan adalah Bu Sumiyati, yang sering dipanggil Bu Sum. Setelah menjelaskan materi, Bu Sum memberikan pertanyaan kepada peserta didik.“Anak-anak, coba berikan contoh mahluk hidup yang berkembang biak,” kata Bu Sum. Hampir semua anak telah menjawab dengan benar. Bondan bingung karena jawaban yang telah ia persiapkan untuk menjawab telah dipakai untuk menjawab oleh teman lain.

“Bondan. Kamu kok diam aja. Coba Bondan sebutkan salah satu mahluk hidup yang bisa berkembang biak,” tanya Bu Sum.“Batu bu,” jawab Bondan. Mendengar jawaban Bondan, Bu Sum terperangah dan heran, anak sepandai Bondan kok menganggap batu bisa berkembang biak. Teman teman lain juga mentertawakan Bondan.

“Kok Batu Bondan. Batu khan benda mati. Apa alasanmu menjawab batu?” tanya Bu Sum. “Lihat bu. Batu-batu yang berada di sungai Serayu, ada yang besar dan ada yang kecil. Itu berarti yang besar ibunya batu dan yang kecil anaknya batu,” jawab Bondan. “Kemarin aku bantu ayahku. Aku disuruh mengambilkan batu. Saya mengambilkan yang besar, tapi ayah malah nyuruh saya mengambilkan adiknya, yang kecil. Itu berarti batu punya adik, batu berkembang biak khan bu?” lanjut Bondan menjelaskan.Bu Sum memegang kepala. Bingung memikirkan bagaimana cara menjelaskan kepada Bondan, karena Bondan anak yang cerdas. Ia harus tepat cara menjelaskannya. Tapi ia tidak menguasai ilmu geologi. “Bagaimana ini. Pusiiiiiing,” ucap Bu Sum dalam hati.“Bagaimana bu, betul khan pendapat saya?,” tanya Bondan.“Untuk menjelaskan , Bu Sum harus belajar geologi dulu,” jawab Bu Sum.“Geolgi itu apa bu?” tanya Bondan lagi.“Lah mberuh,” jawab Bu Sum seraya menyuruh anak-anak beristirahat karena bel istirahat berbunyi.Salam tawa - O -Moral value : Masa anak-anak adalah masa ingin tahu. Kita harus sabar menjelaskan apa yang ingin diketahui anak

Penulis : Muktiyono, S.Pd., MM.Pd., guru SMP Negeri 1 Sukoharjo, Keamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bondan anak yang cerdas, penjelasan batu sebagai benda mati harus diuraikan secara jelas. Ibu guru Sumiyati harus mencari sumber untuk menjelaskan kepada Bondan. Salam Literasi. Ceritanya mudah dibaca dan renyah. Jempol untuk Pak Mukti.

01 Feb
Balas



search

New Post