Ketika berbiara tentang menulis, seorang teman yang belum terbiasa menulis mengatakan, “Aku bingung ketika mau menulis; bingung apa yang akan ditulis; bingung darimana memulainya.” Itulah kata-kata yang sering muncul “bingung, bingung dan bingung”.

Padahal menulis itu bukan aktivitas yang membingungkan, tapi sebaliknya justru malah mengasyikkan. Dalam benak Anda yang belum memulai menulis mungkin akan bergumam, “Enak aja. Ngomong gampang, melaksanakan itu sulit”.

Yah betul menulis itu kegiatan yang menyenangkan. Dan menulis itu tidak sulit. Untuk lebih mudahnya, mari kita jadikan kata “bingung” itu sendiri menjadi sebuah tulisan.

Bingung dalam https://id.wiktionary.org/wiki/bingung berarti hilang akal (tidak tahu yang harus dilakukan); tidak tahu arah (mana barat mana timur dsb.); tidak tahu jalan; gugup tidak keruan; bodoh; tolol; (merasa) kurang jelas (tentang sesuatu); kurang mengerti. Jadi orang yang bingung berarti orang yang mengalami keadaan-keadaan seperti yang dijelaskan tadi.

Tapi kita tak perlu bingung ketika kita menemukan suatu kebingungan. Justru kita patut bersyukur kepada Allah bila kita masih diberi kebingungan. Kalau kita masih diberi kebingungan berarti kita masih diberi problem. Bila diberi problem berarti kita masih dipercaya oleh Allah untuk memecahkan masalah-masalah. Jika dipercaya untuk memecahkan masalah-masalah, berarti kita masih hidup, sebab orang yang masih hidup saja yang mungkin memecahkan masalah. Nah karena kita masih hidup berarti kita harus bersyukur kepada Allah.

Dengan demikia kebingungan yang kita miliki adalah pertanda kehidupan. Dan orang yang semakin banyak memiliki kebingungan yang dihadapi dalam hidup ini, semakin luas peluang hidup yang terbuka bagi dia. Seseorang misalnya menghadapi sepuluh macam kebingungan yang pelik akan nampak lebih hidup dibandingkan dengan seseorang yang bersikap apatis dan hanya memiliki lima kebingungan.

“Dan bila Anda tidak punya masalah sama sekali, maka saya peringatkan Anda, bahwa Anda dalam bahaya besar. Anda sedang menuju suatu keadaan yang gawat. Sebaiknya Anda masuk kamar dan berdoa, Ya Tuhan, apakah Tuhan tidak percaya lagi padaku, sehingga Kau tidak mempercayakan satupun kesulitan hidup untuk saya atasi?”, kata Dr Nourman V Peale dalam bukunya yang berjudul You Can If You Think You Can.

Yah memang. Bila kita diberi masalah(kebingungan) oleh Allah berarti kita masih dipercaya olehNya untuk menyelesaikannya. Cara Allah menguatkan keimanan kita adalah dengan mengirimkan berbagai ujian (masalah) dalam kehidupan kepada kita. “Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (AL BAQARAH ayat 155).

Ujian memiliki manfaat yang sangat penting bagi perjalanan hidup seseorang. Seseorang akan mencapai perubahan yang diharapkan bila ia bisa menyelesaikan adanya ujian demi ujian dengan baik. Ketika Allah memberikan ujian pada saat ini dan masa mendatang, yang harus kita lakukan tidak lain adalah bertahan, bersabar, dan tetap berada di jalan-Nya. Bagi kita yang lulus ujian, syurgalah tempatnya.

Dari uraian di atas, kebingungan yang identik dengan problem, masalah, dan ujian ternyata sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Dengan adanya kebingungan menandakan kita hidup, kita bisa berkembang menjadi lebih baik, dan bila kita menghadapi kebingungan dengan sabar dan tawakal maka syurgalah hadiahnya.

Bingung oh bingung. Ternyata bingung bisa menjadi sebuah tulisan. Gampang khan menulis itu? Apakah Anda masih BINGUNG? Gabung saja ke diklat SAGUSABU. Ha ha ha. Semangat!!