Mulfarinon,S.Pd.I

Mengajar Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Payakumbuh sejak Tahun 2010, Bidang Studi yang diajarkan adalah Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan Fi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Melek Bahasa
Gambar: kabar6.com

Melek Bahasa

Melek Bahasa

By: Mulfha

#TantanganGurusiana Hari ke-156

Dasar cinta itu memang buta. Dia datang tak mengenal rupa dan usia. Hadirnya datang begitu saja. Profesipun bukanlah lah yang layak harus dipandang. Begitulah Pak Idin, laki-laki yang berprofesi sebagai petani, tetapi dikasih Allah seorang istri nan cantik jelita yang bekerja di salah satu bank terkemuka di kotanya.

Kehidupan mereka sudah sangat mapan, sebagai seorang petani sukses, kekayaan dan aset Pak Idin tak terhitung lagi jumlahnya. Sepasang anak yang tampan dan cantik melengkapi kebahagiaan rumah tangganya.

Sebagai seorang suami yang selalu dimanjakan oleh istrinya, Nadya, Pak Idin selalu mendapatkan pelayanan prima dari bu Nadya. Dengan kepiawaiannya sebagai ibu rumah tangga, bu Nadya selalu membuat kebanggaan tersendiri bagi pak Idin atas istrinya. Istri yang berkarir cemerlang, sekaligus sebagai istri yang hebat melayani suami.

Tetapi, mendadak datang khabar dari anak tertuanya, Annisa yang Di Jakarta, bahwa dokter kandungan memperkirakan, dua hari lagi Annisa akan melahirkan anak pertamanya, dan bu Nadya harus mendampinginya melahirkan, maklum saja Annisa baru pertamakali akan mengalaminya, jadi Annisa masih gerogi untuk menghadapi persalinan itu.

Setelah mengurus izin cutinya, bu Nadya segera berangkat ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda, karena tiketnya sudah dibelikan oleh Annisa.

Sementara pak Idin yang baru kali ini ditinggal istrinya di rumah, ia merasakan kebingungan yang luar biasa. Bagaimana tidak, biasanya minuman malam telah terhidang, kini dia harus membuatnya sendiri.

Dengan perasaan sedikit kesal, pak Idin berjalan ke arah dapur. Sebuah gelas dan tadah kecil diraihnya. air dipanaskannya dengan menggunakan sebuah periuk kecil di atas kompor gas.

Perlahan pak Idin mengambil botol putih, niatnya akan mengambil gula. Dua sendok gula dan satu sendok kopi dimasukkan ke dalam gelas dan pak Idin pun mengaduknya setelah disiram dengan air panas.

Sambil tersenyum puas pak Idin segera duduk di ruang makan untuk menikmati secangkir kopi malam buatannya. Suatu kebanggan tersendiri bagi pak Idin karena telah pandai membuat kopi panas kesukaanya.

Tersungging sebuah senyuman manis di bibirnya. Pandangan matanya tertuju pada botol gula tadi. Sebuah tulisan istrinya tertulis jelas karena menggunakan spidol berwarna hitam. Tulisan tangan istrinya yang sangat indah, di sana tertulis "SALT".

Payakumbuh, 16 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asin dong, Pak Mul. Mantul...

16 Jul
Balas

Haha, iya donk

16 Jul

Ha..ha..kasihan pak Udin. Terasa oralit deh kopinya..

16 Jul
Balas

ha..ha...ammpun rasanya bisa jungkir balik tuh

16 Jul
Balas

Asiiin asin pahit,hihihihihi

16 Jul
Balas

Salt

16 Jul
Balas

Hihihi

16 Jul

Mantap non

16 Jul
Balas

Makasih, Pak

16 Jul



search

New Post