Pelaminan Kelabu

By: Mulfha

Berlabuh di dermaga hati seorang wanita cantik, memang membuat hati bahagia tiada terkira. Sakira,  gadis cantik, ditambah lagi manis bagaikan semanis gula, resmi menjadi pelabuhan cintaku. Ijab qabul di tanggal cantik, menyematkan cincin pernikahan di jari manis Syakira, semakin menambah gelora cinta ini semakin menggebu-gebu. Kenangan nan sakral itu akan selalu abadi dalam ingatanku.  Tak henti-hentinya rasa syukurku pada Allah atas anugerah yang tiada terkira ini. Butir-butir bening yang menetes di pipi Syakira setelah ijab qabul, menambah rasa cintaku padanya semakin mendalam.

Malam sebelum hari H, rumah Syakira telah disulap menjadi tempat yang indah. Tenda yang berwarna biru, dan pelaminan dirias sedemikian rupa. Terbayang di pelupuk mataku, esok hari Aku dan Syakira akan duduk sebagai Raja dan Ratu sehari, dan ribuan pasang mata akan menyaksikan perhelatan yang spektakuler ini. Lima ribu undangan telah dilayangkan jauh-jauh hari sebelum pesta ini dilangsungkan. Kebahagiaan ayah dan Ibu Syakira terlihat jelas dari raut muka mereka dalam menyambut tamu-tamu yang datang pada malam sebelum hari H itu.

Pagi-pagi sekali, Aku terbangun lebih cepat karena kami harus berkemas secepat mungkin. Dapat dibayangkan, sebelum duduk di pelaminan itu, kami harus di arak berkeliling dulu. Sebuah kereta yang telah dipersiapkan dengan riasan megah, akan menjadi tunggangan kami berdua sepanjang jalan rute arak-arakan. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh kabar dari ibu Syakira, bahwa Syakira telah menghilang secara misterius.  Semuanya telah mencari keberadaannya. Aku yang sangat khawatir, melesat masuk ke dalam kamar pengantin, mataku terpaku pada secarik kertas, sebuah kalimat singkat yang membuat Aku terduduk lesu di tepi ranjang yang telah dirias sedemikian rupa. Dalam pesan singkatnya, Syakira menuliskan "Aku akan akan pergi sejauh mungkin, hilangku jangan di cari, yang hilang carilah gantinya., doakan Aku dan Mas Prapto bahagia."

Payakumbuh, 16 Agustus 2020.