Undangan Palsu

By: Mulfha

Tiga tahun menjalin cinta kasih antara Dito dan Rania, sudah dirasa cukup waktunya untuk saling mengenal satu sama lain. Saling terbuka akan segala hal, telah menuntun Dito dan Rania untuk membicarakan hubungan mereka ke hal yang lebih serius. Mereka sudah saling mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dito yang suka tidur telungkup tidak jadi persoalan bagi Rania. Begitu juga dengan Rania yang suka bangun tengah malam dan selalu ingin dikawani ke toiletpun akan dipenuhi oleh Dito, jika ia telah sah menjadi suami Rania.

Yang menjadi persoalannya adalah masalah yang timbul dari ayah Rania. Dito yang hanya bekerja sebagai biduan, tidak bisa diterima oleh beliau, dan menolak mentah-mentah keinginan anaknya tersebut untuk menikah dengan Dito. Rania sebagai anak yang patuh pada orang tua tak dapat berbuat banyak, selain menerima laki-laki-laki pilihan ayahnya, yang notabene belum ia ketahui sifat dan karakternya, walaupun calon suaminya itu adalah seorang pengusaha tembikar yang sukses di kotanya.

Seperti biasa, Dito pulang dari tempat nongkrongnya bersama anggota bandnya, berehat sejenak sambil menikmati hembusan kipas angin yang telah disetelnya ke arah kursi di ruang tamu. Baru saja ia akan merebahkan tubuhnya yang terasa lelah karena semalaman begadang sebagai biduan, tiba-tiba ia dikejutkan oleh seseorang yang mengetuk pintu rumahnya. Setelah berbasa basi sebentar, orang itu menyerahkan sebuah undangan. Di sampul undangan itu tertulis jelas nama Rona Agnisa Rahayu dan Fadli Andra Siswono. Singkat cerita undangan itu tetap dihadiri Dito walaupun ia tidak mengenal kedua penganten tersebut. Alangkah terkejutnya Dito, tatkala matanya menyaksikan Rania bersanding di pelaminan bersama pria yang tak dikenalnya.

Payakumbuh, 17 Agustus 2020.