Mulik Siswandani

Mulik Siswandani, S.Pd. lahir di Jember, 17 Maret 1981. Profesinya adalah guru Bahasa Indonesia di MTsN 1 Jember....

Selengkapnya
Navigasi Web

CEGAH PERGAULAN BEBAS DENGAN SEJUTA KREATIFITAS

CEGAH PERGAULAN BEBAS DENGAN SEJUTA KREATIFITAS

Oleh: Mulik Siswandani

Perkembangan dan kemajuan tekhnologi membawa perubahan dikalangan remaja, baik positif maupun negatif. Remaja harus bisa memilah dan memilih manakah yang bisa memberikan hal positif bagi dirinya. Perkembangan tidak selalu membawa hal positif, ada pula hal negatif yang dapat menyeret remaja dalam pergaulan bebas. Pergaulan bebas ini bisa membawa dampak buruk bagi pertumbuhan anak remaja bahkan dapat memberikan dampak buruk bagi orang lain.

Pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja biasanya bagian dari eksistensi diri, pelampiasan emosi atau rasa kecewa yang dialami. Contoh pergaulan bebas seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas, mabuk, ikut dalam komunitas anak Pank. Bagaimana cara mencegah agar pergaulan bebas itu bisa diminimalisir oleh kalangan remaja?Salah satu cara yang bisa dilakukan yakni dengan melakukan sejuta aktifitas positif.

Sedikit saya bercerita tentang salah satu dampak pergaulan bebas yang dialami oleh siswa kami dikarenakan broken home. Berawal saat sidang rapat kenaikan kelas yang diikuti oleh semua dewan guru dan karyawan digelar di ruang aula, disampaikan oleh koordinator BK bahwa ada 1 siswa kelas 8H yang sudah lama tidak masuk dikarenakan bolos tanpa keterangan. Walikelas sudah berupaya berkoordinasi dengan orangtua siswa, bahkan orangtuanya pun sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi dikarenakan si anak ikut bergabung dengan komunitas anak pank. Dari paparan yang disampaikan oleh walikelas dan BK, Kepala Madrasah memberikan kesempatan satu minggu kepada Kesiswaan untuk segera mengatasi masalah ini.

Saya selaku Wakil Kepala Madrasah bidang Kesiswaan berupaya melakukan pendekatan terhadap siswa tersebut. Dengan keyakinan dan niat yang kuat, saya berusaha bertemu dengan si anak ini. Saya datangi kerumahnya bersama koordinator BK, saya berusaha merayu agar anak ini mau keluar dari kamarnya. Orangtuanya merayu dengan seribu bujukan akhirnya si anak mau keluar. Terkejut rasanya saat si anak keluar dari kamarnya, karena kondisi badannya yang lusuh, seperti kurang tidur serta model rambut pirang dan hidung penuh dengan tindikan anting. Duduklah ia disamping saya, sambil bersalaman sedikit menyelipkan senyuman.

Tanpa kami bertanya si Jaka( nama panggilan) melontarkan perkataan, “Maaf ya Bu, Jaka sudah membuat repot semua guru. Jaka sebetulnya tidak ingin seperti ini Bu!” Sambil mengusap air matanya yang mengalir. Kemudian saya kembali bertanya, “Jaka kenapa sering bolos, ini kesempatan terakhir Jaka, apabila Jaka tidak bisa berubah maka pihak sekolah akan memberikan tindakan tegas, bahkan Jaka bisa tidak naik kelas.” Ia pun menjawab dengan lantang, “Jaka capek Bu dengan keluarga Jaka yang tidak perhatian sama Jaka, Ibu sudah pergi meninggalkan Jaka menikah lagi, dan ayah pun setiap hari bersikap kasar pada Jaka.” Bosen dirumah gini terus Bu, yaudah Jaka keluar rumah mencari ketenangan.”

Akhirnya kami berdua berupaya merayu Jaka agar anak ini mau masuk sekolah. Bu Nurhasanah selaku koordinator BK mengatakan bahwa mulai besok Jaka harus masuk nak, ibu ingin berbincang-bincang dengan Jaka di ruang BK. Tidak perlu masuk kelas dulu. Keesokan hari saya dan Bu Nur berharap si Jaka masuk, bak pucuk ulam tiba, dengan tergesa-gesa sebelum pintu pagar ditutup oleh Pak Satpam, si Jaka berlari menyalami guru piket di depan gerbang. Kemudian Ia segera bergegas melaksankan sholat dhuha. Selesai sholat dhuha ia langsung menuju ruang BK.

Kurang lebih dua jam saya mendengarkan keluh kesah yang ia rasakan selama ini, yang intinya ia menginginkan perhatian dari orangtua. Ia melampiaskan kekesalannya dengan cara membolos tidak masuk sekolah, mencari ketenangan diluar rumah, sampai akhirnya ia salah pergaulan dengan anak Pank. Ia bertekad akan membenahi kesalahannya. Saya dan Bu Nur memberikan kepercayaan pada anak ini, jika kamu mau berubah harus yakin nak jangan setengah-setengah, harus totalitas. Ayo tunjukkan pada semua guru kalau Jaka bisa berprestasi. Dengan lantang Ia menjawab, “Siap Bu!”. Lakukan perubahan dengan aktifitas yang bernilai positif.

Saya ajak si Jaka perlahan-lahan untuk berlatih menuangkan idenya melalui tulisan, setelah saya lihat ternyata ia jago menulis. Ketika ada lomba menulis Cerpen antar kelas, ia mencoba ikut, pengalam pribadinya ia tuangkan dalam cerpen karyanya, isinya sangat menarik dan akhirnya ia juara 1. Bangga dan bahagia yang ia rasakan, masih bisa melanjutkan sekolah dan berprestasi.

Sedikit cerita ini, semoga bisa menginspirasi pembaca, bahwa setiap anak pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, janganlah kita melihat sisi kekurangan anak saja, mereka juga pasti memiliki kelebihan yang perlu kita poles agar semakin berkilau.

Salam Literasi!

Jalan-jalan ke Kota Brebes

Jangan lupa membeli nanas

Cegah dampak Pergaulan Bebas

Dengan sejuta kreatifitas

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post