Mulya

Guru Geografi di MAN 2 Tangerang, Banten sejak tahun 2011 s.d sekarang. Aktivitas utama mendidik, selebihnya berkebun, menulis, berorganisasi, fotografi, dan me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Apa itu Puisi?
Google.com

Apa itu Puisi?

Gurusiana mengeluarkan kategori tulisan berupa puisi? Lalu apa sebenarnya puisi itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V ada dua pengertian puisi, pertama puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait, kedua puisi merupakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus bunyi, irama, dan makna khusus.

Lain halnya menurut tokoh yaitu Zulfahnur, puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) seseorang tentang kehidupan manusia, alam, dan Tuhan dengan media bahasa yang indah yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya, dalam bentuk teks. Sedangkan menurut Sumardi, puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Sejatinya dengan beberapa pengertian puisi tersebut dapat dipahami tentang pengertian puisi.

Puisi di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu puisi klasik (khusus/lama) dan modern (baru). Puisi klasik susunan batinnya meliputi suara serta situasi, topik, amanat, serta perasaan. Ciri puisinya bahasa yang dipakai terikat irama, matra, rima, serta membuatannya begitu terikat dengan larik serta bait. Lain halnya dengan puisi modern, puisi ini tanpa memerhatikan bait, irama, baris, serta rima. Puisi ini mengandung dua unsur pokok yakni susunan fisik (pilihan kata/diksi, bahasa figurative (majas), serta citraan atau pengimajian/susunan kata untuk mengungkap pengalaman dari sensoris. Sedangkan susunan batin puisi modern terkait dengan hal–hal yang disampaikan penyair terkait perasaan serta situasi jiwanya.

Lalu jika Anda ingin menulis puisi apakah memilih puisi klasik atau modern? Silahkan saja.

Setiap puisi memiliki ciri-ciri dalam penyusunan puisi, pertama unsur – unsur bahasa harus dirapikan, diperindah, serta ditata sebaik-baiknya dengan memerhatikan irama serta bunyi, kedua bahasa yang dipakai berbentuk konotatif (kiasan), ketiga dalam puisi ada pemadatan dari seluruh unsur kemampuan bahasa, keempat puisi mengungkap pikiran serta perasaan dari penyair berdasarkan pada pengalaman serta berbentuk imajinatif.

Puisi juga memiliki unsur-unsur fisik puisi yaitu (1) diksi (satu penentuan kata yang pas dalam puisi). Pilihan kata yang pas, akan menghidupkan situasi, perasaan, serta keindahan dari puisi. (2) Majas, gaya bahasa yang berbentuk kiasan. Hal itu dilakukan untuk membuat puisi terlihat indah serta menarik. Bahasa kiasan mempunyai tujuan untuk mengemukakan otomatis tentang arti yang disebut oleh pengarang puisi. (3) Rima (unsur bunyi) yaitu satu pengulangan bunyi yang berselang, baik didalam larik sajak ataupun pada akhir larik di sajak. Pengulangan bunyi ini ditujukan untuk menambah nilai merdu dari puisi. Tujuannya untuk memberi dampak pada suara serta suasana yang disebut dalam puisi itu. (4) Citraan (imajinasi) yang dipakai untuk memancing imajinasi dari pembaca. Pengarang puisi memakai kata yang bisa dipakai untuk mengungkap pengalaman imajinasinya. Kata–kata yang dipakai itu memberi kesan–kesan pada panca indra untuk pembaca. Berikut ini macam-macam citraan puisi, yakni citraan pandang, citraan dengar, citraan rasa, serta citraan kecap.

Jenis puisi sangat banyak seperti puisi lama, pantun, syair, karima, gurindam dan puisi baru. Ada hal yang menarik tentang puisi baru (puisi modern), puisi ini lahir dari pujangga baru yang dipopulerkan pada tahun 1945, Chairil Anwar sebagai pelopornya. Lahirnya puisi modern dilatarbelakangi estetika yang kaku ataupun patokan–patokan yang membelenggu diri seseorang penyair dalam menyampaikan hasil karyanya.

Berikut ini beberapa contoh puisi

_________________________

BUKIT BIRU, BUKIT KELU

Karya: Taufik Ismail

Adalah hujan dalam kabut yang ungu

Turun sepanjang gunung dan bukit biru

Ketika kota cahaya dan dimana bertemu

Awan putih yang menghinggapi cemaraku.

Adalah kemarau dalam sengangar berdebu

Turun sepanjang gunung dan bukit kelu

Ketika kota tak bicara dan terpaku

Gunung api dan hama di ladang-ladangku.

Lereng-lereng senja

Pernah menyinar merah kesumba

Padang ilalang dan bukit membatu

Tanah airku.

___________________

Senja di Pelabuhan Kecil

Karya: Chairil Anwar

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

____________________

Sajak Bulan Mei 1998 Di Indonesia

(W.S. Rendra) DPR 18 Mei 1998

Aku tulis sajak ini di bulan gelap raja-raja

Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal jalan

Amarah merajalela tanpa alamat

Kelakuan muncul dari sampah kehidupan

Pikiran kusut membentur simpul-simpul sejarah

O, zaman edan!

O, malam kelam pikiran insan!

Koyak moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan

Kitab undang-undang tergeletak di selokan

Kepastian hidup terhuyung-huyung dalam comberan

O, tatawarna fatamorgana kekuasaan!

O, sihir berkilauan dari mahkota raja-raja!

Dari sejak zaman Ibrahim dan Musa

Allah selalu mengingatkan

bahwa hukum harus lebih tinggi

dari ketinggian para politisi, raja-raja, dan tentara

O, kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan!

O, rasa putus asa yang terbentur sangkur!

Berhentilah mencari Ratu Adil!

Ratu Adil itu tidak ada. Ratu Adil itu tipu daya!

Apa yang harus kita tegakkan bersama

adalah Hukum Adil

Hukum Adil adalah bintang pedoman di dalam prahara

Bau anyir darah yang kini memenuhi udara

menjadi saksi yang akan berkata:

Apabila pemerintah sudah menjarah Daulat Rakyat

apabila cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa

apabila aparat keamanan sudah menjarah keamanan

maka rakyat yang tertekan akan mencontoh penguasa

lalu menjadi penjarah di pasar dan jalan raya

Wahai, penguasa dunia yang fana!

Wahai, jiwa yang tertenung sihir tahta!

Apakah masih buta dan tuli di dalam hati?

Apakah masih akan menipu diri sendiri?

Apabila saran akal sehat kamu remehkan

berarti pintu untuk pikiran-pikiran kalap

yang akan muncul dari sudut-sudut gelap

telah kamu bukakan!

Cadar kabut duka cita menutup wajah Ibu Pertiwi

Airmata mengalir dari sajakku ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post