Mulya

Guru Geografi di MAN 2 Tangerang, Banten sejak tahun 2011 s.d sekarang. Aktivitas utama mendidik, selebihnya berkebun, menulis, berorganisasi, fotografi, dan me...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mardiah Garis Kehidupan yang Berbalut Takdir

Mardiah, seorang wanita tangguh yang selalu tersenyum meski bekerja keras sebagai pegawai pabrik. Ia mencintai pekerjaannya karena itulah yang memberikan nafkah untuk keluarganya yang sederhana. Namun, takdir berkata lain ketika suatu hari, Mardiah mendapat kabar yang mengguncangkan hidupnya.

Tumor ganas ditemukan di kepalanya, dan dokter menyarankan operasi mendesak untuk mengangkatnya. Meskipun penuh ketakutan, Mardiah setuju dengan harapan bahwa ini akan membawa kesembuhan. Namun, operasi tersebut membawa konsekuensi yang tak terduga.

Ketika Mardiah terbangun, ia menyadari bahwa organ tubuhnya tidak berfungsi sepenuhnya. Hidup yang biasa di pabrik dan aktifitas sehari-hari sekarang menjadi tantangan besar baginya. Meskipun berusaha keras, kelemahan fisiknya membuat Mardiah kesulitan untuk kembali bekerja seperti sedia kala.

Biaya rumah sakit yang terus meningkat menjadi beban yang tidak dapat dihindari. Mardiah yang mencintai keluarganya dengan tulus, merasa terbebani dengan situasi ini. Dan sayangnya, perusahaan tempatnya bekerja mengambil keputusan sulit untuk memberhentikannya, mengingat keterbatasan yang dimilikinya.

Mardiah kembali ke rumah dengan hati yang berat. Hidupnya yang dulu sibuk dan penuh aktivitas, kini berubah menjadi keterbatasan. Ia tidak bisa lagi berlari atau bahkan melakukan pekerjaan sederhana di sekitar rumah. Meskipun sulit, Mardiah berusaha untuk tetap tersenyum dan bersyukur atas setiap detik kehidupan yang masih dimilikinya.

Namun, takdir belum selesai menguji kekuatan Mardiah. Suatu hari, serangan stroke menyerang tanpa ampun. Mardiah jatuh pingsan dan keluarganya berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya. Meskipun berhasil membawanya ke rumah sakit, serangan itu menyisakan dampak yang parah pada tubuh Mardiah.

Di ranjang rumah sakit, Mardiah melihat ke langit-langit dengan mata yang penuh kepasrahan. Ia merenung tentang hidupnya yang penuh perjuangan dan cobaan. Meski hidupnya tak selalu megah dan penuh gemerlap, Mardiah selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya.

Dan pada akhirnya, Mardiah dipanggil lebih cepat oleh Sang Pencipta. Meski hidupnya penuh lika-liku dan tantangan, ia pergi dengan senyuman di wajahnya. Kini, Mardiah menemukan ketenangan dan kesejahteraan yang hakiki di pelukan Sang Pencipta, meninggalkan kisah hidup yang menginspirasi tentang ketabahan dan cinta sejati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hidup yg berat, sosok yg kuat. Salam literasi, sehat selalu Pak Mulya.

21 Apr
Balas

Keren, salam literasi dari kota Pasuruan Jatim

14 Dec
Balas



search

New Post