Zafran punya permasalahan kesulitan tidur saat malam ketika seharusnya beristirahat. Dampaknya saat siang rasa kantuk menyerangnya. Ketika ada kesempatan saat sedang duduk, bersandar, bahkan rebahan, matanya akan terpejam seketika alias tertidur. Teman-temannya akhirnya memanggilnya pelor (nempel molor). Ia tidak mempermasalahkan panggilan tersebut karena faktanya demikian. Ia tidak harus marah atau membayar buzzer untuk mengklarifikasi julukan yang diberikan kepadanya atau menyebut oleh orang yang memanggilnya pelor tidak berbudi pekerti.

Suatu ketika Zafran sedang rapat di tempat kerjanya. Saat duduk di ruangan ber-AC ditambah kursi yang empuk dan bersandar, tiba-tiba rasa kantuk menyerang. Ia juga tidak berpasrah diri. Ia berupaya bagaimana caranya menahan rasa kantuk supaya tidak tertidur saat rapat. Hal yang ia lakukan menggigit jari tangannya sampai sakit sehingga rasa nyeri dapat menghilangkan rasa kantuknya itu. Saat kantuk datang kembali Zafran akan melakukan hal yang sama sampai rapat berakhir.

Perilaku Zafran tersebut menarik perhatian rekan kerjanya Budi. Budi mengingatkan supaya Zafran mengubah pola tidurnya. Malam seharusnya digunakan untuk beristirahat yang cukup sekitar 8 jam. Jika kurang dari waktu tersebut syaratnya tidurlah dengan berkualitas. Jika memang Zafran ingin menghilangkan rasa kantuk saat ada kegiatan. Budi juga memberikan saran pada Zafran jika belum dapat menghilangkan rasa kantuknya saat kegiatan untuk selalu membawa cabe rawit yang jumlahnya disesuaikan kebutuhan di kantongnya. Budi berargumentasi hal itu jauh lebih baik dibandingkan harus menyakti anggota tubuhnya dengan menggigit jari. Budi menyakinkan dengan memakan cabe rawit rasa kantuk akan pergi dan berganti dengan rasa pedas. Jika tidak percaya buktikan sendiri he..he..