Teori titik henti (The Breaking Point Theory) dalam ilmu geografi merupakan modifikasi dari teori gravitasi W.J Reilly yang sebelumnya juga memodifikasi dari teori gravitasi Isaac Newton. Isi teori gaya gravitasi bumi sendiri menurut Newton adalah gaya tarik bumi pada benda di atas permukaannya ke arah pusat bumi. Pada akhirnya fungsi rumus hukum gravitasi Newton sendiri banyak sekali penerapannya untuk dasar ilmu penerbangan, sumber energi, geografi, olahraga sampai untuk hiburan.

Pada bidang geografi sendiri teori gravitasi diterapkan antar wilayah. Dimana setiap wilayah ada gaya tariknya dengan diasumsikan gaya tarik antar wilayah yang dipengaruhi jumlah penduduk setiap kota. Indikator penentunya adalah jarak antar wilayah tersebut.

Pada teori titik henti sendiri dihitung untuk menentukan posisi garis batas terluar yang memisahkan wilayah yang dominan yang menjadi lingkup pengaruhnya (sphere of influences) dari dua buah pusat wilayah yang berdampingan tersebut.

Wilayah dengan penduduk terpadat akan dominan pengaruhnya dengan wilayah yang sedikit penduduknya, dinyatakan dengan satuan kilometer antar wilayahnya. Rumus untuk menentukan teori titik henti yaitu lokasi titik henti dicari dengan membagi jarak antar kota dengan konstanta 1 ditambah akar penduduk jumlah penduduk besar dibagi jumlah penduduk kecil. Hasil perhitungannya menggunakan satuan km.

Hasil perhitunganya dari jumlah penduduk terendah. Hal itu membuktikan bahwa pengaruh jumlah penduduk terendah lebih kecil sehingga jaraknya harus dekat. Sedangkan jika dari wilayah dengan jumlah penduduk terbesar pengaruhnya jauh lebih kuat.

Contohnya jika kota A berpenduduk 400.000 jiwa, kota B berpenduduk 100.000, jarak antara kota A ke B yaitu 18 km. Tentukan lokasi yang cocok untuk pembangunan pom bensin antar kota tersebut? Hasil perhitungannya 18 km : (1+ akar 400.000:100.000) = 18 km : (1+ akar 4) = 18 km : 3 = 6 km dari kota B. Lokasi 6 km dari kota B (kota berpenduduk kecil) dan 12 km dari kota A (kota berpenduduk besar). Mengapa 12 km, 18 km - 6 km = 12 km. Pada lokasi 6 km tersebut adalah lokasi yang strategis untuk pembangunan suatu pom bensin.

Penerapan teori ini dalam kehidupan nyata dapat digunakan untuk memperkirakan penempatan lokasi pembangunan fasilitas tertentu semisal pada contoh soal yaitu pom bensin, juga dapat digunakan untuk menentukan pusat perdagangan, industri, rumah sakit, sekolah, dan lain sebagainya antar dua wilayah, agar lokasi itu lebih diminati oleh penduduk dua wilayah tersebut. Hal yang mendasar pembentukan pom bensin di jalan tol sejatinya menggunakan teori ini.

Teori ini digunakan oleh para pengusaha nasional dan internasional dalam memperkirakan lokasi titik henti (lokasi perkiraan pembuatan proyek) yang berpotensi strategis. Jika seseorang mau menjadi pengusaha dan akan membangun suatu proyek sejatinya dapat menggunakan teori ini sebagai acuan. Silahkan saja hitung sendiri dengan membandingkan jumlah penduduk dua kota dengan jarak antar kedua kota tersebut.