Terima Kasih Ya Allah
Pagi ini saya harus berangkat menuju tempat tugas. Ada perihal tugas pribadi yang harus dikerjakan di madrasah. Saya pergi menggunakan motor bebek si Jalu yang senantiasa setia mengantar ke tempat tugas. Saat sampai di wilayah Pasar Balaraja, Kabupaten Tangerang. Tiba-tiba perut meminta jatah sarapan pagi. Langsung saja, saya masuk ke parkiran pasar karena disana ada tukang ketupat sayur langganan. Harganya hanya Rp. 10.000 sudah super lengkap dengan rasanya maknyus. Ketupat yang kenyal, telur bulat, tahu, sayur labunya yang menggoda, aneka kerupuk, emping, dan sambal.
Ada tiga tempat duduk di lokasi. Dua tempat duduk sudah ada yang menduduki, dua orang paruh baya dan saya duduk menggenapi. Setelah pesanan saya datang, saya pun menawari mereka berdua "Pak mari makan lagi" ucap saya. Mereka berdua tersenyum. Saya melahap ketupat sayur. Mereka berdua mengobrol dan mengisap rokok yang mengepul asapnya disekitar tempat itu.
Setelah saya selesai makan. Saya menyalakan gawai dan mengecek pesan di WhatApps (WA) dan media sosial lainnya yang saya miliki. Mereka berdua pun selesai. Orang yang paling dekat dengan saya beranjak pergi. Kemudian si bapak paling ujung pun beranjak pergi juga. Ada hal aneh yang saya lihat.
Si bapak itu turun dari tempat duduk dan berjalan merangkak dengan kedua tangannya dengan menyentuh tanah. Sesekali duduk, saya perhatikan si bapak itu menuju sepeda motornya. Kemudian naik ke atas motor dengan kesusahan. Setelah naik begitu kesulitan untuk meluruskan standar motornya dengan kakinya yang terlihat sulit digerakkan. Sepertinya di bapak itu mengalami pengecilan tulang kaki. Saya masih terpaku melihatnya. Kemudian si bapak itu menghidupkan motor metiknya dengan wajah santainya. Saya tidak dapat membayangkan jika saja motor itu terjatuh atau tersenggol setelah motor berjalan.
Sebagai orang yang terjerumus dalam dunia penulisan ingin sekali merekam atau memfoto beliau. Tetapi saya tidak tega. Saya terrenyuh meyaksikan si bapak berjalan dengan cara itu sampai menaiki motor. Hati saya bergetar, si bapak itu walau dalam keterbatasan gerak tubuh ternyata tidak putus asa dan pantang menyerah. Diluaran sana masih banyak orang yang sehat tetapi malas beraktivitas dan memilih meminta-minta atau bahkan melakukan perbuatan melanggar hukum.
Melihat si bapak tersebut, sejatinya saya harus bersyukur kepada Allah SWT. Mengucapkan rasa terima kasih atas segala nikmat dari Allah SWT sampai saat ini. Saya sampai saat ini masih diberikan kelengkapan anggota tubuh. Tidak ada kekurangan apapun. Saya sungguh tertegur dengan si bapak itu atas semangat dan kegigihannya dalam beraktivitas dalam keterbatasan fisiknya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap dan keren tulisanya,pak. Menjadikan kita semakin bersyukur. Sukses selalu tuk bapak.
Mantap pak. Salam sikses
Si bapak bisa dijadikan figur inspirasi agar selalu bersyukur