Mul yani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Hari kedua .Warna-warni kehidupan

Sungguh indahnya kehidupan yang kita jalani, banyak liku - liku yang di tempuh serta banyak tanjakan yang di daki sebagai bentuk warna - warni penghias jalan kehidupan nyata.Banyak hal yang telah di lalui seiring usia yang menggiring kita untuk melakoni cerita, bak skenario sebuah drama kehidupan yang terjadi semua atas izinnya Allah untuk menjalani takdir yang sudah di garisi.

Di usia ku sekarang lebih dari setengah abad, banyak pelajaran yang ku lewati, semasa tersadar dari keberadaan ku sebagai insan yang terlahir tumbuh dari kecil hingga sampai saat ini. Mengkilas balik cerita kehidupan , memutar kembali pemikiran dan kejadian dari berbagai pristiwa yang telah berlalu sebagai kenangan yang indah dan tak munkin lagi kembali ke masa itu.

Kenangan masa kecil ketika aku bersama kedua orang tua dan adik - adik tinggal di kampung yang pada zaman itu masih seperti kebun . di masa kecil itulah bermula aku masih duduk di bangku sekolah taman kanak - kanak Setia Utama. Sekolah ku dari rumah kami lumayan jauh dan aku selalu di antar dan di jemput menggunakan sepeda ontel. Aku sering merasa teringat di masa itu jadi lucu dan senangnya jadi anak yang waktu itu masih bisa bermain sekeliling kebun tanpa rasa takut dan khawatir akan keselamatan seperti anak - anak jaman sekarang.

Rumah kami berada di kebun, banyak kenangan yang tak terlupakan dan dalam diri ini masih terasa terlihat jelas di pelupuk mata seperti mandi di Aik Utan, main uncek tago, main cak lingking, main karet, naik kerito surong, dan banyak lagi permainan anak yang di lakukan. Yang lebih terasa permainan anak - anak di zaman tersebut sangat baik dan akan memunculkan pribadi dalam diriku, dimana anak - anak seusia ku di waktu dapat bermain sambil mengasah kepribadian untuk berdampingan dengan teman sebaya, bermain bersama sehingga dapat menjadi pribadi yang peduli dengan lingkungan sekitar.

Rumah yang di dekat kebun itu bernama kebun Konghin. Di situlah semasa kecil aku tumbuh bersama kedua orang tua beserta adik - adik. kebetulan ayah dan ibu di percayai oleh Atok Rozak untuk mendiami rumah kebun yang merupakan salah satu orang kaya yang rumahnya terletak di kampung dalem. Di rumah itulah aku menghabiskan masa kecil dan Sekolah TK , kemudian setelah selesai dari sekolah TK ketika usia ku sudah cukup duduk di kelas satu aku dan keluarga tidak lagi menempati rumah kebun itu. Karena keluarga kami sudah pindah ke kampung Kramat dan Alhmdulillah ayah dan ibu sudah memiliki rumah sendiri.

Ada kenangan indah di kala masa kecil yang masih terlihat jelas di pelupuk mataku. Tak akan hilang dari ingatan meskipun sekarang di zaman yang sudah jauh berbeda.Kala itu setiap rumah kalau di malam hari masih menggunakan lampu strongking, pendudukpun kalau menjelang malam banyaklah berada dalam rumah dan tak ada yang keluar terkecuali ada keperluan mendesak. Dari hal tersebut muncullah kegiatan orang tua untuk membimbing anak- anaknya membaca Alquran sebagai salah satu contoh tradisi yang selalu hadir di laksanakan. biasanya selesai sholat magrib para orang tua kami mengajak anak - anaknya untuk mengaji walaupun hanya menggunakan strongking dan bahkan lampu pelita yaitu lampu yang di buat dari kaleng bekas di dalamnya di masukkan minyak tanah dan tutup kalengnya di bagian tengah di beri lobang dan di masukan pilinan kain atau sumbu tali kompor minyak tanah. Meskipun dengan prasarana yang sederhana para orang tua, dengan segala keterbatasan yang di milikinya, orang tua kami selalu menanamkan kebaikan untuk mencintai Alquran dan selalu membaca di setiap selesai sholat magrib .sungguh luar biasa, kebiasaan yang di berikan orang tua kami dan aku yakin itu adalah sesuatu tersirat yang di sampaikan orang tua untuk bekal anaknya di kemudian nanti.

Kebaikan kedua orang tua ku serta harapan yang di lantunkan lewat doa - doa yang di panjatkan terhadap anak - anaknya adalah sesuatu yang paling berharga dan sekarang aku baru terbangun dari kelemahan ku ,waktu yang mengikis diriku dan ketika aku masih belum sadar arti kehidupan yang sesungguhnya.Akupun lama tersadar bahwa apa yang di sampaikan orang tua semata - mata untuk kebaikan anak - anak yang merupakan permata hati bagi kedua orang tua.Nasehat yang di berikan merupakan sebuah penerang cahaya untuk di jadikan pedoman dalam kehidupan anak - anaknya.

Ada hal yang selalu ku ingat ketika kedua orang tua mengajarkan kepada ku serta adik - adik tentang kehidupan yang sederhana tetapi hidup penuh makna. Ada nasehat dan petuah yang akan selamanya membekas seperti torehan pena bertinta emas dalam sebuah buku yang tak pernah usang di makan waktu.

sebuah catatan penting dari pena bertinta emas yang tergores di atas kertas putih , di jadikan petatah petitih merupakan sebuah bekal dalam gandulan yang terpegang erat selamanya sampai menjelang hari akhir dari kehidupan seorang manusia. Itulah orang tua kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

lanjut

15 Feb
Balas



search

New Post