Mulyani

Mulyani anak kedua dari 3 bersaudara yang lahir di desa Padang Tarok 8 September 1981. Bekerja sebagai guru sosiologi SMAN 1 Koto Salak dan dipercaya memegang j...

Selengkapnya
Navigasi Web

Selamat Jalan

Pagi ini...

Suasana hati agak berat untuk bergegas menjalankan tugas. Tidak seperti biasanya. Mungkin karena si kecil yang masih demam. Ditambah rengekannya. Dia tidak mengizinkanku untuk berangkat.

Namun itu tak bisa kuturuti. Aku tetap harus berangkat seperti biasa.

Ah... entah ibu macam apa pula aku ini... terkadang suara seperti itu menyusup kalbu. Dia sedang merindumu... dia ingin bersamamu. Aku tau ituuu...

Begitu jerit sisi lain hatiku...

Dengan berbagai bujuk rayu, akhirnya si kecilku mau ditinggal. Dia tidak sendirian. Ada pak e nya dan kakaknya. Yg kebetulan tidak sekolah pada hari itu.

Sebelum aku berangkat.

Ku elus dahinya...,

sudah tidak seperti semalam. Hawa panasnya sudah turun. Lega rasa hati ini. Dan sedikit lebih tenang untuk meninggalkannya bersama bapak dan kakaknya.

"Ibuk jangan pulang sore ya..." pesannya padaku.

Mungkin memang dia bener2 lagi ingin bersama ibu.

"Tidak" jawabku pendek.

"Jam berapa" sambungnya lagi tanpa bergerak dari dalam sedikitnya.

"Mungkin jam 12 atau jam 2"

"Adek sama bapak dan kakak ya... jangan lupa nanti minum obatnya." Sambungku.

Terpaksa dia tidak berpuasa. Karena kondisinya itu.

Dia tidak menjawab. Hanya memberi isyarat dg anggukan. Pertanda dia mau.

Akupun segera bergegas. Karena hari sudah cukup siang. Biarlah terlambat.. gumam hatiku.

Kupacu si merah. Dengan kecepatan standar. Karena hari pasar. Jalanan ramai sekali. Kurang lebih 30 menit. Akupun sampai di sekolah.

Suasana sepi, krn guru sedang mengawasi.

Kubuka laptop. Mengerjakan tugas yang belu usai. Sesekali ku lihat hp. Beberapa pesan di wa belum ku baca.

Beberapa menit kemudian.

Hpku berdering.

Kulihat panggilan dari siapa...

Oh... dari suami..

Aku angkat tapi tak Ada suara...

Mungkin dia kehabisan pulsa. Begitu biasanya. Ku coba menelpon balik. Tapi tidak aktif.

Ah... biarlah.

Hatiku tak tenang. Aku coba ulang menghubungi suamiku kembali. Alhamdulillah... kali ini diangkat.

"Ya mas... ada apa" kataku...

"Jangan kaget ya..."

Mendengar itu, hatiku campur aduk tak karuan

"Emang ada apa mas" tanyaku penasaran.

"Dia kecelakaan buk"

Mendengar itu aku shok... dia yg begitu anggun. Suka mengalah, selalu ada.

Tadi pagi kita masih bersama... huuu

Sedih hatiku dapat kabar duka...

"Dimana mas, gimana keadaannya." Ucapku setelah sedikit tenang.

"Diseberang jalan dekat rumah."

"Yang nabrak langsung kabur."

Oh.....

Aku sudah tidak lagi mendengar dengan baik suara telepon suamiku.

Sedih... pilu... tapi aku berusaha kuat.

Malang sekejap mata..

Semua tak dapat diminta..

Dia yg selalu setia...

Kini telah tiada....

Malangnya nasibmu...

Duhai.....

Jago bangkokku....

Padang Tarok, 14 Mei 2019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

E, alah terlanjur tahan nafas. Ok, good writing. Salam kenal. Tolong kalo mau ngubur jagonya dimandikan dulu. Wk...wk...ckk.

14 May
Balas

Salam kenal bapak....iya pak... dimandikan pake sabun hehheh

14 May

Ghesan sehat2 aja uni... Alhamdulillah...

14 May
Balas

Mulyonoooooo..... Bikin stress wae mbaca nya... Uni kira gheshan taunya....ufffff

14 May
Balas

Uniiiii.... i'm sorry... Jagoku kesayangan un....

14 May



search

New Post