Mau belajar, bukan mau jajan.

Sering kali sebagai orang tua, kita salah memahami bahasa anak. Terutama anak balita yang belum lancar dalam berbicara. Kesalahan memahami bahasa anak bisa berakibat salah dalam memberikan respon ke anak, yang pada akhirnya bisa memunculkan penyesalan sebagai orang tua.

Seperti kejadian yang saya alami siang tadi. Pulang sekolah cuaca sangat panas, menyebrangi lautan..panas cetar membahana. Sesampai di rumah sejenak putri kecilku yang berumur 3 tahun 3 bulan menyambutku dengan riang, namanya Aisyah.

Sambil memelukku dia bilang " nak aja unda...nak aja sama unda..", saya jawab "panas di luar ni nak...nanti saja jajannya ya"

Aisyah tidak peduli dengan penjelasan ku, dia terus merengek dan merengek. Hingga suaraku pun meninggi, " nanti ya nak kita beli jajannya, jangan bising" kataku.

Namun Aisyah tidak peduli, dia terus merengek hingga tertidur. Iba hati saya melihatnya tertidur. Kutinggalkan Aisyah yang tertidur untuk makan siang dengan suami dan kedua anakku, kakak dan abangnya Aisyah.

Selesai makan kami duduk di ruang keluarga, kudengar suara Aisyah sudah bangun. Dia langsung menempel ke pangkuanku dan dia bilang lagi " nak aja sama unda", saya jawab "Aisy nak jajan apa nak?

Kakaknya yang dengan langsung menyahut " Aisy bukan mau jajan bunda...aisy mau belajar sama bunda"

Spontan saya kaget " oh...Aisy nak belajar sama bunda ya?bukan mau jajan?"

Aisyah tersenyum dan angguk² kepala.

Astaghfirullah...maafkan bunda ya nak, bunda salah faham dari tadi.