Mulyati Bustamir

Bertugas di SDN Lebak Bulus 04, Cilandak, Jakarta Selatan. Hamba Allah yang masih sering khilaf. Lahir di Kerinci, merantau ke Jakarta untuk kuliah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF Kesimpulan dan Refleksi

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF Kesimpulan dan Refleksi

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4

BUDAYA POSITIF

Kesimpulan dan Refleksi Budaya Positif

Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.

KESIMPULAN

Budaya positif harus dibangun untuk menumbuhkan motivasi internal melaksanakan disiplin positif bagi murid yang nantinya akan ikut berpengaruh kepada pencapaian visi dan misi sekolah. Membangun budaya positif tentu saja tidak bisa dilakukan sendiri melainkan butuh kolaborasi dari semua warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga pendidikan dan murid. Bahkan dibutuhkan juga dukungan dari orang tua dan komite sekolah.

Setelah mempelajari Modul 1 mulai dari Modul 1.1 tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, Modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak dan Modul 1.4 tentang Budaya Positif. Pemahaman Saya semakin tercerahkan bahwa ada hal-hal penting bagi seorang pendidik yang Saya dapatkan setelah mengikuti pelatihan guru penggerak ini. Saya sangat bersyukur menjadi bagian dari ini. Selanjutnya semakin menyadari bahwa Saya sebagai pendidik yang mengikuti pelatihan guru penggerak memiliki peran yang sangat penting. Kita diharapkan bisa menjadi seorang pemimpin pembelajaran di sekolah masing-masing. Mampu mengajak warga sekolah untuk berkolaborasi menciptakan pendidikan yang berpihak kepada murid. Setelah filosofi pendidikan KHD terpahamkan dan terintenalisasi pada diri sendiri. Langkah awal adalah dengan menciptakan visi yang jelas. Setelah itu prakarsa perubahan kita susun dengan menggunakan langkah BAGJA yang berorientasi pada elemen Profil Pelajar Pancasila. Langkah BAGJA pada prakarsa perubahan diharapkan mampu menciptakan budaya positif untuk pendidikan di sekolah.

Saya telah berusaha berperan aktif dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, posisi kontrol guru, segitiga restitusi, keyakinan sekolah/kelas yang menjadi peraturan sekolah/kelas, dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak dengan membentuk komunitas praktisi di sekolah. Dukungan awal tentu saja berasal dari Kepala sekolah kemudian rekan guru dan tenaga pendidikan.

Membuat aturan kelas yang berdasarkan keyakinan kelas pada awal pembelajaran, telah Saya lakukan. Ini sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara tentang merdeka belajar, melibatkan murid dalam menentukan aturan kelas dan sesuai dengan nilai Guru Penggerak yaitu berpihak pada murid.

Menerapkan disiplin positif, dengan menumbuhkan motivasi intrinsik bahwa murid melakukan disiplin positif untuk menghargai dirinya sendiri dan orang lain berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang telah mereka yakini.

Sebelum mempelajari modul 1.4 ini terkadang Saya msih menerapkan sistem penghargaan dan sanksi kepada murid. Selama ini menurut Saya penghargaan adalah positif semata. Ternyata dapat menyebabkan hal yang tidak kita harapkan juga.

Setelah mempelajari modul 1.4 Saya akan sentiasa menerapkan posisi kontrol manager, menuntun murid untuk mmempertanggungjawabkan perbuatannya, menemukan solusi atas permasalahannya, berbuat sesuatu bersama murid. Hal ini sesuai dengan filosofi KHD yaitu posisi guru sebagai fasilitator, muridlah yang aktif dalam hal ini.

Bila ada permasalahan murid yang saya akan menerapkan segitiga restitusi dalam penyelesaiannya, dengan tiga tahap yaitu menstabilkan identitas, supaya murid mempunyai rasa percaya diri setelah melakukan kesalahan, validasi tindakan yang salah, supaya murid dapat mengungkapkan tujuan tindakan yang sudah dilakukan dan dapat mengambil solusi terbaik untuk memperbaiki kesalahannya, kemudian tahap yang ketiga adalah menanyakan keyakinan kelas, supaya murid mengingat kembali keyakinan kelas yang telah dilanggar dan berjanji untuk selalu melaksanakan keyakinan kelas tersebut. Hal ini sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara tentang merdeka belajar, murid sebagai subjek pendidikan dan melatih murid menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Kemudian sesuai juga dengan nilai Guru Penggerak berpihak pada murid, dan refleksi, serta sesuai dengan peran Guru Penggerak sebagai Pemimpin pembelajaran, dan juga tercapainya visi Guru penggerak yaitu merdeka belajar.

REFLEKSI

Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman Anda atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Disiplin positif dengan motivasi internal dari murid harus diwujudkan, untuk mewujudkannya perlu pembiasaan atau budaya positif yang merupakan aturan yang terlahir dari keyakinan sekolah/kelas. Setiap manusia mempunyai motivasi tertentu dalam menjalankan disiplin positif, yang terbaik adalah motivasi karena nilai-nilai yang diyakini sehingga ingin menjadi seperti orang yang mereka inginkan dan menghargai diri-sendiri.

Untuk memunculkan motivasi internal ternyata tidak bisa dengan hukuman dan penghargaan. Kalau konsekuensi dari suatu perbuatan masih bisa dierapkan.

Setiap manusia mempunyai lima kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan survival/pokok, kebutuhan cinta kasih, kesenangan, kebebasn dan kekuatan. Jika seseorang melakukan suatu perbuatan pasti ada tujuannya, bisa jadi untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Jika yang dilakukan adalah hal yang tidak baik, maka guru perlu melakukan fungsi kontrol dari kelima fungsi kontrol yaitu sebagi penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pemonitor dan manajer. Maka sebaiknya fungsi kontrol yang dilakukan guru adalah fungsi manager. Jika seorang murid melakukan suatu kesalahan maka memperbaikinya guru bisa menerapkan segitiga restitusi. Terdiri dari stabilkan identitas, verivikasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan.

Hal menarik:

Selama ini menurut Saya penghargaan akan selalu memberikan pengaruh positif bagi penerimanya, setelah mempelajari modul ini ternyata tidak.

1. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Budaya positif berasal dari keyakinan terhadap nilai positif yang akan diterapkan, dibuat dalam sebuah aturan yang melibatkan murid sehingga sesuai dengan keinginan mereka, ingin mejadi orang seperti apa. Sehingga untuk menerapkan budaya positif akan muncul motivasi dari internal murid. Menerapkannya tidak bisa dengan hukuman dan penghargaan yang mungkin selama ini digunakan.

2. Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Membuat peraturan kelas yang berasal dari keyakinan kelas, dibuat bersama murid satu kelas. Namun dalam pelaksanaannya masih belum bisa memunculkan motivasi internal murid.

3. Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Merasa kurang berhasil dan agak kecewa, karena murid akan disiplin jika ada guru atau temannya yang mengawasi.

4. Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Hal yang sudah baik aturan kelas sebagian besar bejalan dalam penerapannya. Cuma motivasinya masih karena menghindari ketidaknyamanan atau mendapat penghargaan dari orang lain. Perlu diperbaiki sampai moncul motivasi untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka punya.

5. Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?

Posisi kontrol yang sering Saya gunakan sebagai teman, persaan saya kadang murid benar- benar menanggap Saya sebagai teman. Kadang-kadang sebagi pemonitor. Setelah mempelajari modul ini posisi kontrol yang Saya pakai adalah sebagai manager. Perasaan Saya senang karena menemukan posisi kontrol yang lebih baik dan sesuai dengan peran seorang pendidik menurut filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.

6. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Saya pernah menerapkan segitiga resitusi namun tidak utuh. Tahap validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan.

7. Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Ada yaitu melibatkan orang tua masing-masing murid untuk menerapkan juga budaya positif yang bisa diterapkan dirumah, sehingga budaya postif tersebut benar-benar menjadi bagian dari diri murid dimanapun dia berada, jadi bukan cuma di sekolah.

8. Langkah-langkah apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke sekolah/kelas setelah mengikuti sesi ini?

Saya akan berusaha mengidentifikasi kebutuhan dasar setiap murid, mengajak murid mencurahkan hal-hal positif yang mereka yakini harus terwujud, kemudian membuat keyakinan kelas sehingga diharapkan muncul motivasi internal. Saya akan mengambil posisi kontrol manajer, jika da permasalahan akan diatasi dengan menerapkan segitiga restitusi. Murid akan diarahkan untuk bertanggung jawab atas perbuatannya dan diikutsertakan menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post