Mulyati Bustamir

Bertugas di SDN Lebak Bulus 04, Cilandak, Jakarta Selatan. Hamba Allah yang masih sering khilaf. Lahir di Kerinci, merantau ke Jakarta untuk kuliah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Oleh: Mulyati, S. Pd

SDN Lebak Bulus 04

CGP Angkatan 7 DKI Jakarta

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Sebagai seorang pelopor Pendidikan di Indonesia Ki Hajar Dewantara mengemukakan Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid.Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani. Artinya dari belakang hendaknya memberikan dukungan. Intinya kita sebagai seorang guru harus bia memberikan dukungan, arahan dan bimbingan kepada para siswa. Guru bertugas menyemangati siswa.

Sebagai seorang guru dalam mendukung kreatifitas siswa serta menggali potensinya kita harus mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan berlandaskan kepada 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 tahap pengambilan keputusan agar mereka meraih merdeka belajar untuk mewujudkan profil pelajar pancasila.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya.Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.

Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.

Prinsip – prinsip yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusn yaitu :

a. Berpikir berbasis hasil akhir ( End based thinking)

b. Berpikir berbasis peraturan ( Rule based thinking)

c. Berpikir berbasis rasa perduli (Care based thinking)

Dalam setiap pengambilan keputusan yang kita ambil aka nada konsekuensi yang mengikuti serta keputusan berdasarkan nilai kebajikan universal yang berpihak kepada siswa.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Coaching merupakan ketrampilan yang sangat penting untuk menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang pada orang lain di sekitar kita. Melalui langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah yang sebenarnya terjadi dan mencari pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan mengingat tujuan coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lmerdeka. TIRTA merupakan satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini.TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will.

Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini. Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee. Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.TIRTA adalah singkatan dari :

T : Tujuan, I : Identifikasi, R : Rencana aksi, TA: Tanggung jawab

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Seorang guru sangat membutuhkan kompetensi sosial dan emosional supaya dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah. Seorang pendidik, harus kita mampu menjembatani perbedaan gaya belajar dan minat murid di kelas agar dalam pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Hal ini membutuhkan pengambilan keputusan yang tepat, supaya seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Sebagai seorang pendidik harusnya senantiasa berpihak dan mengutamakan kepentingan murid, hal ini dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai sisi dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Sehingga keputusan yang diambil tepat, bijaksana, mengutamakan kepentingan orang banyak dan dapat dipertanggungjawabkan.

Seorang pendidik ketika menghadapi kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak, akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak. Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan yang diambil, masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya kepentingan murid.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika akan dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Bisa dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodir semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Iya, kesulitan muncul karena beberapa hal, pertama paradigma dan budaya sekolah yang sudah ada dan dilakukan selama bertahun-tahun, seperti sistem yang kadang jika memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Kedua tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan bersama. Ketiga keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan. Keempat pemimpin yang kurang komunikatif dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapi dan mengadakan musyawarah untu mencari solusinya

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Semua keputusan yang dibuat oleh pemimpin pembelajaran akan mempengaruhi terhadap proses pembelajaran yang akan mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah. Jika keputusan yang dibuat, tepat, bijaksana, mengutamakan kepentingan murid maka pengaruh terhadap pengajaran yang memerdekan murid akan baik. Karena senatiasa mengutamkan murid maka segala potensi dan sumber daya disekolah akan mengarah pada pembelajaran yang menyenangkan, menggali potensi dan memunculkan serta mengembangkan bakat dan minat murid. Pendidikan akan menggunakan berbagai metode untuk bisa mengembangkan potensi murid, membimbing dan mengarahkan bakat dan kodrat murid sehingga menjadi pribadi yang Bahagia dan merdeka.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang guru merupan orang yang mempunyai andil besar dalam meyiapkan masa depan murid-muridnya. Apa yang dikatakan, dilakukan akan berpengaruh kepada diri murid. Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran mengambil keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid. Maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Harapannya semoga masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya adalah :

Pengambilan keputusan merupakan suatu kompetensi ketramplan atau skill yang harus dimiliki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Karena dalam keseharian seorang guru akan menghadapai berbagai permasalahan yang menuntut pemecahan segera dengan akurat dan tepat, bijaksana serta mengutamakan kepentingan murid.

Pengambilan keputusan harus berdasarkan budaya positif yang menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

Saat mengambil keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar Pancasila dan merdeka belajar. Proses perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, akan menemui banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang keren bun

03 May
Balas

Luar biasa bu mulyati

18:59
Balas



search

New Post