Mulyati Bustamir

Bertugas di SDN Lebak Bulus 04, Cilandak, Jakarta Selatan. Hamba Allah yang masih sering khilaf. Lahir di Kerinci, merantau ke Jakarta untuk kuliah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KONEKSI ANTAR MODUL 3.2. PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

KONEKSI ANTAR MODUL 3.2. PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2

PENGELOAAN SUMBER DAYA

Mulyati, S. Pd

SDN Lebak Bulus 04

CGP Angkatan 7 DKI Jakarta

‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya'

Sekolah adalah sebuah ekosistem, terdiri dari biotik dan abiotik. Kedua faktor ini merupakan komponen yang dimilik sekolah dan menjadi asset yang saling berkaitan, saling mendukung, saling berinteraksi dan saling berkontribusi sehingga menjadi kekuatan untuk mengembangkan sekolah agar terciptanya pendidikan yang berpihak pada murid sebagai wujud dari merdeka belajar.

Seorang pendidik memiliki banyak peran salah satunya sebagai pemimpin pembelajaran yang diharapkan mampu berpikir positif (Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan), dan tidak fokus terhadap kekurangan yang ada di sekolah. Dengan berpikir positif, maka seorang pemimpin akan mengidentifikasi hal baik yang telah ada di sekolah, mencari cara agar hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan kearah yang lebih baik, sehingga nantinya kekurangan, kelemahan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan. Dari hal positif /kekuatan asset yang ada telah ada, sekolah harus menyelaraskan kekuatan asset tersebut dengan visi sekolah.

Ada 7 asset yang menjadi modal utama suatu sekolah menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset Building and Community Development, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik modal lingkungan/alam, modal financial, modal politik , serta modal agama dan budaya.

Asset yang dimiliki sekolah menjadi kekuatan positif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru harus mampu memberdayakan kekuatan asset yang dimiliki untuk membangun lingkungan belajar yang berpihak pada murid, merencanakan dan melaksanakan proses belajar, memimpin refleksi dan tindak lanjut, serta melibatkan orang tua sebagai pendamping.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa “Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya “adalah pemimpin yang memiliki kemampuan mengenali, menggali, mengananalisis, dan memetakan potensi sumber daya /7 aset utama sekolah maupun daerahnya dengan pendekatan berbasis asset untuk selanjutnya dimanfaatkan dan diberdayakan secara optimal demi terwujudnya perubahan dalam pembelajaran yang berpihak pada murid.

Melalui identifikasi 7 asset utama yang menjadi modal utama di SDN Lebak Bulus 04, maka program-program yang direncanakan sekolah dapat berjalan dengan baik dan maksimal.

Salah satunya adalah program kelas terbersih, taman kelas terindah. Lalu sekolah juga mengikuti program sekolah adiwiyata, sekolah ramah anak sekolah literasi serta sekolah gaul anti kekerasan. Program seliter (Selasa Literasi), pentas kreasi setiap hari Kamis, Kajian keislaman setiap hari Jum’at di lapangan dengan petugasnya adalah murid.

Adapun implementasi dalam pengelolaan sumber daya di sekolah dapat dilakukan dengan cara mengkomunikasikan apa yang sudah dipelajari terkait pendekatan berbasis asset dan pengembangan komunitas berbasis asset kepada kepala sekolah dan teman sejawat.

Melakukan pemetaan asset sekolah merencanakan kegiatan perubahan dengan menggunakan format BAGJA (define,dicover,dream,design,deliver), memberdayakan asset yang dimiiki untuk mendukung rencana perubahan dan melaksanakannya, serta menciptakan kolaborasi dengan pihak terkait untuk meminta umpan balik.

Untuk contoh implementasi di kelas , maka guru dapat mengidentifikasi dan menganalisis modal utama/asset untuk mendukung program–program kelas seperti mendesain kelas agar nyaman dan menyenangkan, keikutsertan dalam kegiatan class meeting dan kegiatan lomba yang dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah.

Dalam menyukseskan program-program sekolah, peran masyarakat sekitar sekolah juga sangatlah penting. Sebagai contoh, masyarakat sekitar sekolah memiliki rasa peduli, dan mampu bersosialisasi. Dengan modal ini, masyarakat sekitar sekolah perlu dilibatkan untuk berkolaborasi dalam usaha pengembangan sekolah.

Sumber daya yang dikelola dengan baik akan mendukung tercapainya visi sekolah melalui program-program yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan program terntunya akan berdampak pada proses pembelajaran.

Pengelolaan sumber daya yang tepat akan memaksimalkan peran dan fungsi setiap sumber daya yang ada sehingga proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas dan lebih bermakna.Pengelolaan sumber daya berbasis asset fokus pada kekuatan dan potensi murid , sehingga murid menjadi lebih responsif dan kreatif.

Sebagai contoh, ketika sekolah mengikuti program sekolah adiwiyata maka sebagai seorang pendidik tentu tidak hanya menjelaskan teori yang sifatnya abstrak kepada murid, karena secara konteks murid akan kesulitan dan kurang mampu dalam menemukan hubungannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika kita memanfaatkan alam/lingkungan di sekolah sebagai asset edukatif, maka kita akan mampu mengajarkan dan menanamkan kepada murid cara mencintai lingkungan sekitar secara konkret, sehingga lebih bermakna dan dampaknya dirasakan langsung oleh murid.

KONEKSI DENGAN MODUL SEBELUMNYA

Koneksi dengan modul 1.1 Filosofi Pendidikan Ki Hjar Dewantara

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntut segala kodrat yang ada pada diri anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Untuk menuntut kodrat dan minat anak, seorang pendidik harus mampu mengelola sumber daya yang ada secara maksimal, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas, menyenangkan dan bepihak pada murid

Koneksi dengan modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Dengan menerapkam nilai-nilai guru penggerak, yaitu: berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kreatif dan inovatif. Serta menerapkan peran guru penggerak, yaitu: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi, menjadi coach bagi guru lain dan mewujudkan pemimpin murid.

Seorang guru akan mudah memetakan dan mengelola sumberdaya dengan pendekatan assets yang bisa dimanfaatkan untuk mampu mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, menyenangkan dan memihak pada murid

Koneksi dengan modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Untuk mewujudkan Visi sekolah dan melaksanakan perubahan perlu dukungan dari berbagai hal, sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan petani, untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal baik kualitas maupun kuantitas, diperlukan banyaknya hal mulai dari bibit yang unggul, pemeliharaan yang mumpuni dan berbagai peralatan lain yang mendukung.

Peran pengelolaan sumber daya yang dimiliki sangat penting, tujuh modal yang dimilik sekolah dimanfaatkan semua semaksimal mungkin untuk mewujukan visi sekolah dan Gerakan perubahan yang telah ditetapkan.

Koneksi dengan modul 1.4 Budaya Positif

Budaya positif di sekolah akan mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan sehingga murid akan merasa betah dan senantiasa merindukan sekolahnya. Untuk menciptakan lingkungan positif di sekolah seorang pendidik harus mampu mengelola semua sumber daya yang ada di sekolah,baik sumber daya bioti maupun sumber daya abiotik. Sumber daya manusia yang ada di sekolah sangat berperan dalam hal ini, sekolah menyenangkan tanpa perundungan, semua warga sekolah bekerja sama mewujudkan lingkungan sekolah aman,nyaman dan menyenangkan dengan menerapkan budaya positif.

Koneksi dengan modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Karakteristik murid yang ada di sekolah sangat beragam dan seorang guru harus bisa memenuhi kebutuhan belajar setiap murid, maka pembelajaran berdiferensiasi sangat dibutuhkan. Untuk mewujudkannya diperlukan pengelolaan sumber daya sekolah dengan baik.

Jika seorang guru mampu memetakan dan mengelola sumber daya yang dimiliki sekolah dengan baik, maka guru tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan muridnya yang beragam dengan melaksanakan pembelajaran diferensiasi, baik diferensiasi, konten, proses maupun produk

Koneksi dengan modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

Pembelajaran yang menerapkan Kompetensi Sosial Emosional juga sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan belajar murid. Seorang guru akan mampu menerapkan pembelajaran Sosial Emosional dengan baik jika guru tersebut bisa memetakan dan mengelola sumber daya yang dimiliki sekolah. Sebelum menerapkan pembelajaran sosial emosional seorang guru harus mampu mengelola sosial dan emosionalnya sendiri, Seorang guru yang mampu mengelola sosial emosinya dengan baik, maka ia akan mampiu mengelola sumber daya yang ada dengan optimal sehingga pembelajaran dikelaskan akan dilaksanakan dengan maksimal.

Koneksi dengan modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

Proses coaching merupakan proses menggali potensi, proses ini sangat diperlukan sebagai salah satu cara mendapatkan informasi terkait sumber daya yang dimiliki sekolah. Ketika seorang guru telah mampu menerapkan proses coaching sumber daya atau assets dengan baik. Maka assets yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengutamakan kepentingan murid.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post