#Tantangan Gurusiana Hari Ke-323

Konsisten Dengan Ketidakkonsistenan

Tanpa kita sadari ternyata sebagian dari kita konsisten dengan ketidakkonsistenan. Contohnya sudah berniat untuk mulai rutin berolahraga, berhasil dua hari, hari ketiga balik lagi rebahan. Udah berjanji untuk tidak makan gorengan, kuatnya cuma 3 hari, hari keempat balik lagi. Berniat untuk rutin solat tahajut dapat 2 hari balik lagi seperti semula. Ternyata menjaga perbuatan baik supaya konsisten memang butuh perjuangan.

Mereka yang mau berjuang mengalahkan nafsunyalah, yang bisa merasakan nikmatnya konsisten dalam beramal. Lho kok mengalahkan hawa nafsu, ya iyalah karena memang itu penyebabnya dari sendiri. Ada zoba nyaman penuh kenikmatan yang selama ini kita rasakan. Harus kita tinggalkan jika ingin memulai kebiasaan baru. Nikmatnya rebahan daripada olahrga, nikmatnya tidur daripada tahajud dan lain-lain.

Bagaimana caranya biar bisa konsisten. Temukan atau ciptakan kenikmatan dan nikmati dengan senikmat-nikmatnya. Kebiasaan baru kita tersebut. Apakah bisa? Tentu saja, cuma ya itu tadi butuh perjuangan untuk konsisten sehingga tambah nikmat dengan amal yang konsisten.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah ta‘ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit”.

(HR. Muslim No. 783)

Hasan al-Bashri -rahimahullah- berkata,

“Sebagian orang enggan untuk mudaawamah [kontinu dalam beramal]. Demi Allah, bukanlah seorang mukmin yang hanya beramal sebulan, dua bulan, setahun, atau dua tahun. Tidak, demi Allah! Allah tidak menjadikan batas akhir beramal bagi seorang mukmin kecuali kematian”.

(lihat Aqwal at-Tabi‘in fi Masa‘il at-Tauhid wa al-Iman, Hal. 1160)