Mumtihanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rona Kisah Klasik (12)

Part 12

Hari Pertama Penelitian

Mama telah mengetahui duduk persoalannya dan menasehatiku untuk berhati-hati menghadapi karakter yang tak biasa seperti Zein. Setelah makan malam, aku kembali masuk ke kamar untuk beristirahat. Aku menghubungi Kak Edi menanyakan perkembangan sakitnya. Pembicaraan mengalir dan menyenangkan. Sangat cocok sebagai pengantar tidurku.

-------------

Pagi ini aku berencana kembali ke Dusun Bambu untuk memulai penelitiaanku.Kak Edi menyarankan agar Nina ikut bersamaku. Sebenarnya bagiku tak masalah ada atau tak ada yang menemani, apalagi sebelumnya aku sudah pernah ke sana. Tapi ada Nina lebih seru, walau banyak rempongnya. Jadi aku harus ke rumah Nina dulu, mungkin ini maksud Kak Edi yang sebenarnya, agar bisa bertemu denganku.

Nina telah siap saat kujemput. Aku sempatkan menjenguk Kak Edi yang tampak mulai membaik. Senyumnya masih saja manis, semanis rasaku padanya. Terjadi sedikit perdebatan antara aku yang ingin naik motor dan Nina yang ingin menggunakan mobil. Aku mengalah atas pertimbangan yang cukup masuk akal. Kasihan Nina jika mengalami hal yang sama saat pertama kali ke sana, kakinya sampai keram.

Nina mengendarai dengan kecepatan rata-rata, karena itulah butuh waktu yang lebih lama dari sebelumnya untuk sampai di dusun ini. Saat memasuki gerbang dusun, tampak beberapa mobil mewah juga berada di belakang kendaraan yang kutumpangi. Apa yang ingin mereka lakukan di sini?Apakah sama denganku? Mungkin cuma sekedar berkunjung, pikirku.

Aku segera menemui Pak Dusun meminta izin untuk memulai penelitian. Masih sama seperti pertemuan awal yang mewanti-wantiku untuk tidak berbuat macam-macam di tempat ini.

Aku mengelilingi dusun ini sambil memperhatikan kegiatan dan kebiasaan yang mereka lakukan. Ada untungnya naik kendaraan beroda empat, aku bisa memperhatikan mereka dengan leluasa dari balik kaca mobil. Mata pencaharian penduduk ini pada umumnya adalah berkebun. Beberapa mobil dengan bak terbuka terlihat mengangkut hasil kebun mereka. Mungkin akan dijual ke tempat lain.

“Nina, aku mau ke pasar. Di sana aku bisa berbincang dengan banyak orang.”

“Kamu yakin?” Nina tampak ragu

“Iya, informasi yang kuperoleh akan lebih lengkap jika mewawancarai penduduk di sini. Di pasar, aku punya alasan untuk berbincang dengan mereka.”

“Baiklah, tapi kamu bertanya dulu letak pasarnya di mana.” Nina meminggirkan mobilnya.

Aku membuka kaca mobil dan bertanya pada seorang perempuan paruh baya yang sedang melintas dipinggir jalan. “Maaf, Bu, pasarnya di sebelah mana, Ya?

Perempuan itu tak langsung menjawab. Matanya memperhatikanku dan Nina secara seksama.

“Aku tadi dari rumah Pak Dusun dan berniat ke pasar” Aku berusaha menyampaikan padanya bahwa kehadiranku di dusun ini sudah disetujui.

“Oh,begitu. Di ujung jalan ini kalian belok kanan, pasarnya di situ.”

Aku berterima kasih dan mengikuti petunjuknya. Pasarnya kecil tapi lumayan ramai. Aku berbincang dengan beberapa orang di sana, awalnya mereka ragu meresponku. Tapi setelah kusampaikan izin yang kuperoleh, mereka mulai terbuka. Ada yang unik di pasar ini, beberapa orang menjual perlengkapan mistik. Saat kutanya mereka terlihat berhati-hati menjawabnya .Menurutnya, benda-benda itu dipakai sebagai perlengkapan ritual untuk menghormati nenek moyang mereka.

Aku beranjak meninggalkan pasar, setelah berkali-kali terlihat panggilan Nina di ponselku.

“Kenapa lama sekali?” Gerutu Nina yang sudah lebih sejam menungguku di mobil.

“Sudahlah, jangan monyong nanti bibirnya jatuh. Ayo kita pulang, hari ini sudah cukup.”

Mobil melaju perlahan. Dari kaca mobil, aku melihat mama Zein sedang memasuki halaman rumah perempuan yang pertama kali kutemui di dusun ini . Apa maksudnya? Mungkinkah mereka saling kenal? Tapi sudahlah, bukan urusanku juga.

Hari sudah mulai sore, aku dan Nina menyusuri jalan pulang.

(Bersambung)

Nama,tempat dan peristiwa fiksi belaka

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bun puisinya...next

11 Nov
Balas

Terima kasih

11 Nov



search

New Post