Mumtihanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rona Kisah Klasik (16)

#Part 16

Masih Di Rumah Sakit

Aku benar-benar tak bisa mengendalikan diriku, yang ada di pikiran dan rasaku hanyalah sakit. Sayup terdengar suara lelaki membacakan lantunan ayat suci Al-Qur'an, semakin lama volumenya membesar, seiring sakit dan tangisku yang perlahan-lahan mereda. Mama segera memelukku erat. Aku sudah bisa melihat dengan jelas di sekelilingku. Tampak dua orang perawat, seorang dokter dan seorang lelaki muda yang tak kukenal.

“Bagaimana sakitnya, Nak?” Mama bertanya dengan ekspresi sedih, matanya membengkak, tetesan air mata masih bertengger di pipinya.

“Sudah membaik, Ma.” Aku mencoba menenangkan diri.

“Ini Ustadz Dani, yang menolongmu tadi!” Mama memperkenalkan lelaki yang tak kukenal itu. Wajahnya teduh, berkemeja putih dan celana kain yang ujungnya di atas mata kaki.

“Aku hanya perantara, semua berkat pertolongan Allah,” ucapnya bijak.

Selanjutnya lelaki itu pamit, Mama berbincang sebentar dengannya, sepertinya Mama meminta nomor kontak.

Aku baru sadar ternyata kedua tangan dan kakiku terikat saat perawat melepasnya, sedikit nyeri tapi tak sebanding sakit sebelumnya.

Dokter menyarankan untuk beristirahat beberapa hari di rumah sakit ini. Menurutnya, akan di adakan pemeriksaan menyeluruh. Jika tidak ada keluhan, maka pasien boleh pulang sambil menunggu hasil pemeriksaan.

Mama menceritakan peristiwa tadi, saat aku meronta-ronta hingga perawat dan dokter berinisiatif untuk menyuntikkan pereda nyeri dan obat penenang. Tapi jarum tidak bisa tembus dan patah, itu terjadi sebanyak dua kali. Saat itulah seorang lelaki muda lewat di depan ruangan dan mencoba menolong. Kata Mama lelaki itu hendak pulang setelah menjenguk temannya yang sakit.

“Aku sakit apa ya, Ma. Selama ini aku tak punya keluhan yang berarti, paling cuma flu biasa.” Tubuhku masih terasa lemah, mungkin akibat meronta-ronta tadi.

“Sabar ya, Nak! Kita tunggu hasil pemeriksaan dokter, baru kita bisa mengambil kesimpulan.”

“Tapi kenapa saat Ustadz Dani menolongku, sakitnya berangsur reda?”

“Semua akan terjawab, jika kamu telah diperiksa dan hasilnya keluar. Dokter mengatakan pemeriksaan akan dilakukan besok, sekarang kamu tidur, Ya!”

Aku mengikuti saran Mama, kuluruskan badanku,berharap tidur dengan nyenyak.Tapi entah kenapa setiap aku memejamkan mata, seperti ada yang mengagetkanku. Mata ini begitu lelah, rasa kantuk tak tertahankan, tapi aku tak bisa terlelap. Aku memandangi Mama yang telah tertidur lelap di sofa, mungkin karena kelelahan. Detak jam dinding seolah menemaniku melalui malam ini.

Saat mataku tanpa sengaja melihat ke jendela, sekelebat bayangan hitam lewat. Apa itu bayangan dokter atau perawat jaga? Bukankah mereka berpakain putih? Jam besuk juga sudah habis dan gorden jendela tidak dalam keadaan tertutup, jadi jika ada yang lewat pasti bisa terlihat jelas.

Aku berusaha menepis keanehan itu. Kucoba pejamkan mata kembali, berharap mataku bisa terlelap walau sejenak.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post