Mumtihanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rona Kisah Klasik (20)

#Part 20

Mencintaimu Karena Allah

Aku masuk ke dalam kamar, Mama tak lagi bertanya, mungkin dia paham, aku butuh waktu menjelaskannya. Sambil sesenggukan, kuketik pesan untuk Kak Edi, ucapan terima kasih atas perhatiannya selama ini dan memohon untuk tak menghubungiku lagi. Kami memang tak punya komitmen apa-apa, jadi tak layak aku memakinya. Saat centang biru terlihat, berulangkali Kak Edi menghubungiku,tapi ponsel tak kuangkat, pesannya pun tak kubaca. Ini memang masalahku, bukan masalahnya.

Bantalku basah karena air mata tak kunjung reda. Azan menggema dari masjid sebelah, segera kuhapus linangan air di pipiku, mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat ashar. Kuangkat kedua tanganku berdoa untuk luka hatiku.

Mama mengetuk pintu kamarku, kulipat sajadah dan kuletakkan di atas meja. Pintu kamar terbuka, tampak Mama tersenyum padaku. “Mama ingin bicara, Nak!” Mama masuk ke kamar dan duduk di pinggir tempat tidur, aku mengikutinya dan duduk di sebelahnya.

“Bagaimana hubunganmu dengan Edi?” Mama terlihat berhati-hati bertanya, matanya penuh selidik.

“Kami tak punya komitmen apa-apa, Ma.” Sembilu itu masih terasa.

“Kalau begitu, ada hal penting yang ingin Mama sampaikan.” Mama memegang tanganku, terasa hangat.

“Apa itu Ma?” kepandangi lekat wajah Mama.

“Ustaz Dani ingin melamarmu, kamu bersedia?” Ada harap yang terbaca dari mata Mama.

“Mama, serius?” Sungguh aku tak pernah menyangka hal ini, batinku.

“Iya, waktu kajian dua hari yang lalu, dia menyampaikannya pada Mama.”

Aku tak tahu harus menjawab apa, ini terlalu cepat buatku. “Aku shalat istikharah dulu ya, Ma!”

--------------------------

Aku sudah memutuskan untuk menerima lamaran Ustaz Dani. Keyakinan itu muncul saat aku melaksanakan shalat di sepertiga malam. Mama terlihat sangat bahagia mendengar keputusanku. Tapi hari ini aku kembali galau saat Kak Edi datang ke rumah dan menjelaskan peristiwa yang lalu, termasuk soal perasaannya padaku

“Aku awalnya memang melaksanakan tugas, tapi akhirnya aku benar-benar menyukaimu, Windy!” Mata Kak Edi penuh kesungguhan.

“Semuanya tidak ada gunanya, Kak Edi! Aku telah menerima lamaran orang lain.” Saat aku mengucapkan kalimat itu, ada rasa sakit yang hadir di hatiku.

Kak Edi tertunduk, saat wajahnya di tengadahkan ekspresinya terlihat sedih.“Baiklah, maafkan aku, mungkin ini memang sudah takdir.”

Kak Edi pamit meninggalkan rasa yang tak bisa aku pahami. Aku yakin semua ini adalah skenario Allah yang terbaik bagi semuanya.

-------------------

Sudah dua minggu, aku menjadi istri Mas Dani. Lelaki itu memang yang terbaik buatku, sikapnya yang lembut dan penyayang, membuatku perlahan-lahan mencintainya. Hari ini, Mas Dani mengajakku pergi ke suatu tempat, tapi dia tak menyampaikan mau ke mana, katanya rahasia.

“Sebenarnya, kita mau kemana, Mas?” Kendaraan beroda empat ini sudah hampir tiga jam melaju.

“Nanti kamu juga tahu, Sayang.” Mas dani melirikku.

Saat mobil berbelok, aku jadi bingung dan heran. “Kita mau ke Dusun Bambu, Mas?”

“Iya, aku akan memperkenalkan orang tua kandungku padamu, yang kemarin itu orang tua angkatku,” jawab Mas Dani.

Aku terhenyak, orang tua Mas Dani tinggal di sini. Kok, bisa, ya? pikirku.

“Sudah lama aku tak melihat dusun ini, aku pergi dari sini beberapa tahun lalu, ada hal prinsip yang tak bisa selaras dengan orang tua. Tapi aku sering menghubungi mereka lewat telpon. Saat tahu aku telah menikah, mereka mengundangku untuk memperkenalkanmu.”

Aku menyimak penjelasan Mas Dani. Tapi yang membuatku lebih terhenyak lagi saat Mas Dani menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Ketua Adat.

“Jadi, ini rumah orang tua Mas Dani?”

Mas Dani tersenyum dan merangkulku masuk melewati gerbang. Beberapa penjaga tampak membungkuk menaruh hormat pada kami.

Sambil berjalan menuju rumah panggung besar itu, tangan Mas Dani memegang erat tanganku dan mengecupnya sesaat. Aku tersentuh, sungguh, aku mencintaimu karena Allah, Mas.

(Tamat)

Nama, tempat dan peristiwa fiksi belaka, jika terjadi kesamaan tidak ada unsur kesengajaan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post