Dulu Jarum Sekarang Pulpen
SMP adalah pilihanku walaupun ayahku tak pernah mau tahu. Tiga tahun kujalani dengan dukungan seorang guru, setiap bel berbunyi pergantian pelajaran hal itu sangat ku tunggu sosok guru yang menghapus kata tidak dibenakku Pak Safii guru matimatika yang selalu membuatku kakum akan hasil kerja keras. Padahal pelajaran matimatika bukan salah satu pelajaran favoritku, motivasi itu selalu memdukungku agar aku tetap maju.
Selama ku sekolah, ayahku tidak samasekali mendukungku, tapi lelahku tidak menyurutkan semuanya, sosok ayah yang tidak hadir mendukung, selalu saja membuatku tidak bisa pergi kesekolah dengan hati tenang dan sabar.
Setiap subuh ku harus mengantarkan kue jualan ibuku,mengantarkan sarapan ayah ke tepi sawah. “ Jangan pergi ke sekolah kau hari ini,” ayah berbicara sambil melirik ke arahku. Dalam hatiku berkata “ tidak “ aku harus sekolah jangan sampai kulewatkan seharipun pelajaran itu.
Matahari pagi mulai menampakkan diri seolah aku diberi suatu tanda bahwa aku harus secepatnya menyelesaikan tugas yang diberikan ayahku tiap pagi, agar aku cepat pergi berangkat ke sekolah. Teng....teng....teng....suara lonceng pun berbunyi segera ku berlari bergegas masuk ke dalam kelas. Tanpa harus berfikir panjang aku bertekad bahwa ku harus segera tamat dan segera melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Walaupun aku tahu ayahku tak kan pernah setuju dengan keputusanku. Jam pun berlalu lonceng pulang telah berbunyi. Tiba di rumah segera ku ganti pakaianku agar esok hari dapat kukenakan kembali. Ibu menghampiriku”segera kamu makan”dan jangan lagi engkau berleha – leha anakku. Aku tersenyum melihat ibu yang segera menghampiriku,lalu aku berkata “terima kasih bu” engkau telah mengingatkan ku.
Segera ku hampiri meja makan , dengan lauk pauk seadanya itu sudah lebih dari cukup, karena aku masih di beri rezeki yang berlimpah sehingga ku masih bisa makan dan minum selayaknya setiap mkhluk Allah SWT. Ku jalanin semua dengan hati ikhlas agar usaha ku tidak sia-sia. Sejenak aku melepas lelah untuk istirahat,dan setelah itu aku harus segera aku pergi ke ladang untuk membantu ayah dan ibuku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
super sekali ibu,... salam literasi !!!
super sekali ibu,... salam literasi !!!
Salam literasi