Sebagai umat Islam, berangkat ibadah haji sangat diidamkan oleh Sakinah. Semua perlengkapan dan kebutuhan selama 40 hari sudah disiapkan, namun ada satu yang mengganjal hatinya dengan sandal yang dikenakan. Sandal kurang nyaman untuk perjalanan karena terlalu besar, padahal baru 1 hari perjalanan dan masih ada 39 hari berikutnya.

Saat akan menunaikan ibadah salat di Masjid Donohudan, terbersit pikiran  Sakinah untuk berdoa, "Mudah-mudahan ada yang menukar sandal saya sehingga menjadi nyaman untuk dikenakan."

Meskipun Sakinah berkeinginan sandalnya ditukar, namun dia sengaja menjauhkan penempatan sandalnya dari beberapa sandal yang sama agar orang lain tak keliru.

Usai salat, Sakinah keluar Masjid dan memang dia dapati sandalnya sudah tidak ada di tempat. Dia tengok orang-orang di Masjid yang tinggal beberapa orang dan tak ada orang perempuan. Sakinah pun memutuskan mengambil sandal yang ternyata tepat di kakinya.

Selama kegiatan ibadah haji, sandal yang didapatkan dari Masjid Donohudan selalu dikenakan dan tetap masih dapat dia gunakan meskipun sudah delapan tahun.

Sakinah bersyukur, ternyata sandalnya berkah dan tidak hilang seperti sandal-sandal temannya yang sering hilang. Namun Sakinah pun masih tetap resah, karena dia mengambil sandal orang lain tanpa ijin.

Suatu hari, Sakinah menemui Ustad Ahmad dan menanyakan kasus sandalnya. Ada 2 jawaban yang diberikan oleh Ustad Ahmad dan satu jawaban yang membuat Sakinah terkejut, yakni "Doa yang salah".