Murdianah,SP

Guru di SMKN 1 Pringgasela Lombok Timur NTB. Bersama kanker terus belajar, berjuang, menentang dan menang. Hidup menjadi manusia baru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Prasangka Bunglon

Prasangka Bunglon

Prasangka Bunglon

#fabel

Disebuah hutan, terdapat sebuah pohon beringin besar yang usianya diperkirakan sudah ratusan tahun. Ukurannya lebih besar dari tubuh tiga orang dewasa. Batangnya menjulang tinggi ke angkasa dan daunnya rindang.

Di pohon itu berdiamlah bermacam-macam hewan. Mulai dari berbagai jenis burung, tupai, kelelawar, orang utan, burung camar, burung hantu, monyet, bunglon, katak pohon, belalang, macan tutul, semut, dan beberapa hewan lainnya. Mereka hidup rukun dan damai, meski makanan mereka berbeda.

Suatu hari, penduduk pohon beringin dikejutkan oleh suara teriakan. Nyaring bunyinya, semua penduduk di sana sampai harus keluar dari rumahnya.

"Ada apa ini?" tanya Bunglon mengucek kedua matanya. Dia terbangun dari tidur lelapnya. Dia membuka pintu dan segera mencari tahu. Ternyata bukan hanya Bunglon yang ingin tahu penyebab suasana pohon yang begitu berisik. Bunglon melihat didekatnya ada Tupai.

"Hai, Tupai! Ada apa ini?" tanyanya kepada Tupai yang terlebih dahulu berada di lokasi.

"Aku juga belum tahu, Bung. Sepertinya tadi itu teriakan si Monyet," jawab Tupai yang terlihat kebingungan.

"Ada apa sih, Monyet kok berteriak siang bolong begini?" ucap Bunglon yang sudah merubaj warna kulitnya menjadi sedikit kecoklatan dengan kesal.

"Ayo dah, kita cari tahu ke tempat Monyet!" ajak Bunglon. Tupai mengikuti perintah Bunglon. Rasa penasaranlah yang membuatnya rela beranjak dari rumahnya yang nyaman.

Sesampai di rumah Monyet, Bunglon dan Tupai langsung melihat Monyet sedang menangis, dsebelahnya ada seekor kumbang badak.

"Kamu kenapa, Nyet?" tanya Bunglon mendekati Monyet yang sedang memegang hidungnya.

"Hidungku, Bung. Kumbang ini tiba-tiba menyentuhnya. Sakit, Bung." Monyet mengeluhkan keadaanya. Memang hidung Monyet terlihat merah dari biasanya.

Bunglon melihat Kumbang yang terbang di dekat Monyet dengan wajah geram.

"Aku minta maaf. Aku tidak sengaja menyentuh hidungnya Monyet. Aku ingin berteman. Aku pikir Monyet mau berteman denganku, tetapi nyatanya dia mengejekku. Katanya aku ini jelek, bau, hitam, dan gendut. Aku emosi, tapi sungguh, aku tidak berniat menyakitinya kok. Aku tadi hanya menghindar dari tangkapan Monyet. Akhirnya aku berhenti di atas hidung Monyet. Ketika Monyet hendak menangkapku, dia sendiri memegang tubuhku. Tak sengaja aku mengeluarkan sengatan pada hidungnya." jelas Kumbang kepada Tupai dan Bunglon.

"Benarkah itu, Nyet?" tanya Bunglon

"Iya, aku yang salah. Aku minta maaf. Tadi Kumbang juga sudah meminta maaf kepadaku. Dia tidak akan menyentuh hidungku jika dia tidak merasa terancam." Monyet menunduk mengatakan semua itu.

Mendengar pengakuan si Monyet, Bunglon menjadi malu dan meminta maaf. Tadi mereka sudah berprasangka buruk pada si Kumbang. Ternyata, semua itu terjadi karena ketidaksengajaan Kumbang. Kumbang pun dengan besar hati memaafkan mereka semua

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita anak yang keren bunda. Indahnya saling memaafkan dalam persahabatan. Selamat malam selamat beristirahat. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS.

15 Jun
Balas

Keren cerita anaknya, Bu. Salam sukses selalu.

15 Jun
Balas

Cernaknya selalu apik,Bu. Salam sukses.

15 Jun
Balas

Mantap...Sy belajar dari tulisan side

16 Jun
Balas



search

New Post