Menyusuri jalan utama yang biasa dilewatinya saat pulang dari sekolah tempatnya mengajar. Tak begitu ramai sebenarnya, namun kendaraan dan orang yang lewat juga banyak yang berasal dari luar daerah itu. Sebuah kota kecil di wilayah Jawa Tengah. Yah, ... kota kecil dengan slogan bersinar yang menjadi tanah kelahiran dan tempat tinggalnya sejak kecil hingga dewasa.

"Sepertinya mampir warung soto dulu masih sempat ini," gumamnya.

"Sotonya sepuluh ribu dibungkus bu!, kata Aning pada penjual soto ayam di tepi jalan itu.

" Iya mbak, pake sambal tidak?" kata penjual soto.

"Tidak usah bu, itu untuk anak saya di rumah", jawab Aning.

Setelah menerima sebungkus soto dari penjualnya, Aning bergegas menyetater sepeda motornya dengan laju sedang. Sepanjang jalan pikirannya melayang karena ia teringat pamannya yang berbaring di rumah sakit sendirian, sedangkan tantenya juga sedang sakit di rumah. Sementara di rumah anaknya yang masih balita juga sedang menunggunya.

Setiba dirumah Ia menyiapkan makan siang untuk anaknya.

"Adik dimakan dulu ya mumpung masih hangat!" kata Aning pada anaknya.

"Oke Bun!" jawab Alin.

"Bunda telfon ayah dulu ya?" kata Aning.

"Kok HP bunda tidak ada ya dek?" Aning membuka tasnya hendak mengambil gawai.

Sontak Ia kaget karena tidak menemukan gawainya sedangkan ritsleting tasnya terbuka. Entah karena lupa tidak mengancingkan atau di jalan tadi dibuka orang.

"Bunda tadi lupa menutup tas ya, jadi HP bunda jatuh di jalan" kata Alin.

"Ia dek mungkin bunda lupa. Mungkin juga dibuka orang," kata Aning setengah fokus.

"Ditelusur lagi aja Bun mungkin HPnya masih bisa ketemu!" kata Alin kecil.

"Bunda telusur lagi coba, adek di rumah dulu sama bibi," kata Alin

"Iya Bun, jawab Alin.

Tiga kali sudah Ia bolak-balik menyusuri jalan yang dilewatinya pulang dari sekolah tadi, namun nihil.

" Aduh bagaimana ya? Semua data di HP yang itu kalau hilang repot jadinya, "gumam Aning.

Dua puluh empat jam sudah berlalu. Tak ada kabar tentang gawainya yang hilang. Menuju hari ke-2 pun tak ada kabar berita.

"Hemmm, sudah menyerah saya, Yah," kata Aning sambil tertunduk lemas.

"Ikhlaskan saja Bun! Yang lepas dari tangan berarti bukan Riski kita," ungkap pak Ahmad suami bu Aning dengan bijak.

"Iya Yah," jawab Aning singkat.

"Tidak usah dipikirkan lagi yang sudah hilang. Pasti Allah akan mengganti dengan yang lebih baik," hibur pak Ahmad.

"Ini hadiah buat Bunda," pak Ahmad nenyodorkan sebuah gawai warna silver merek Oppo.

"Alhamdulillah, makasih Yah," kata Aning pada suaminya.

"Blokir saja kartu yang lama Bun biar aman!" saran pak Ahmad.

"Oke Yah!" jawab Anin.

Semenjak mempunyai gawai baru Aning pun tak memikirkan lagi gawai yang sudah hilang. Yang hilang memang tak kan kembali lagi. Tapi Allah pasti akan menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik dengan syarat kita bisa ikhlas.

***

Klaten, 3 April 2021

#Tangan Gurusiana

Tantangan Hari ke-1