Menulis itu tidak mudah. Tidak semua orang bisa menulis. Bahkan tak sedikit yang mengatakan bahwa tulisannya jelek. Walaupun kita sendiri tidak tahu tulisan kita itu jelek atau baik.

Menulis itu tidak bisa dipaksa. Tulisan yang berasal dari hati akan sangat menginspirasi. Sebaliknya, tulisan yang dihasilkan karena terpaksa akan merusak suasana. Jadi, bila Anda tak mau dipaksa, ya jangan poligami, eh maksudnya jangan memaksa orang lain untuk menulis.

Yang jadi pertanyaan, benarkah menulis karena terpaksa itu hasilnya jelek? Pertanyaan itu tidak perlu dijawab. Yang pasti, agar kita bisa menulis dengan baik harus mau memaksakan diri. Pertama rasanya memang terpaksa, dan itu berat. Selanjutnya, akan terbiasa dan menjadi luar biasa. Jadi, jangan hindari rasa terpaksa itu. Hadapi saja, suatu saat akan menuai hasilnya.

Bisa karena terpaksa banyak dialami oleh para gurusianer. Tanpa bekal pengetahuan menulis, mereka berusaha menuangkan idenya. Tanpa bakat menulis, mereka berusaha merangkai kata. Alhasil, mereka kini menjadi gurusianer yang hebat dan luar biasa.

Benar sekali, gurusianer yang hebat itu banyak yang memulai menulis karena terpaksa. Entah terpaksa karena diberi tugas atau memang ingin bisa. Dengan berlatih, rasa terpaksa itu menjadi hilang. Telah berubah menjadi kebiasaan dan akhirnya luar biasa.

Untuk itu, ayo menulis setiap hari. Terpaksa atau dipaksa? Tidak masalah. Yang penting, keterpaksaan itu menuju sebuah kebaikan yang pada akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.

Tabik