Guru dan "Tuma Kathok"
Bila suatu saat Anda diserahi tugas untuk mengerjakan sesuatu segera laksanakan dengan cepat, tangkas, dan penuh tanggung jawab. Menyelesaikan tugas secara tepat waktu tentu menjadi dambaan setiap orang. Yang memberi tugas merasa senang dan yang diberi tugas juga lega karena bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Apa jadinya bila ada orang yang lamban dalam menyelesaikan tugas? Alih-alih mendapatkan pujian atau motivasi, orang itu akan dikatakan layaknya “tuma kathok”.
“Tuma kathok” atau disebut juga kutu celana adalah hewan kecil yang menempel di celana. Dulunya “tuma katho” banyak dijumpai ketika orang masih mengenakan celana dari karung goni atau gandum. Karena teksturnya yang cocok bagi kutu maka sangat mudah dijumpai di celana berbahan gandum atau goni itu. Ketika celana kita tidak lagi dibuat dari bahan kantong gandum atau karung goni maka saat ini sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi kita jumpai. Namun demikian istilah “tuma kathok” masih berkembang hingga saat ini.
“Tuma kathok” itu jalannya “nggremet”. Berjalan pelan-pelan dan butuh waktu yang lama untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Dari perumpamaan inilah kapan pun ada orang yang lamban dan perlu waktu yang sangat lama dalam mengerjakan tugas dikatakan sebagai “tuma kathok”. “Tumo kathok” memang identik dengan lamban dalam menyelesaikan tugas.
Dalam bahasa Jawa “tuma kathoK” juga identik dengan istilah “klular-klulur” yang artinya lamban atau tidak bisa cekatan dalam menjalankan tugas. Pekerjaan apapun yang dikerjakannya selalu diselesaikan dalam waktu yang lama. Bahkan tidak jarang orang yang memberi tugas sampai harus jengkel atau marah kepadanya.
Bagaimana dengan guru dan Kepala Sekolah? Adakah mereka yang “klular-klulur” bagaikan “tuma kathok”? Sebagai guru tidak sepatutnya bila kita bersikap seperti “tuma kathok”. Guru itu sebisa mungkin mampu mengatur waktu dengan baik dan mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang disediakan. Bila saatnya menyusun perangkat pembelajaran, guru harus berusaha membuatnya sesuai dengan komitmen bersama. Bila suatu saat harus membantu guru yang lain untuk melaksanakan tugas tertentu, kita upayakan bisa membantu agar kerjasama dan saling pengertian bisa tetap terjaga sehingga pekerjaan bisa selesai tepat waktu.
Seorang Kepala Sekolah juga tidak boleh seperti “tuma kathok”. Segala kegiatan di sekolah adalah menjadi tanggung jawabnya. Apabila ada permasalahan di sekolah sesegera mungkin dicarikan solusinya. Kekurangan sarana prasarana, misalnya, bisa diatasi apabila Kepala Sekolah secara cepat dan tepat bahu membahu bersama para guru mencari solusi atas permasalahan yang ada. Kepala Sekolah juga perlu membangun jaringan kepada para stakeholders agar sebagian permasalahan bisa teratasi dengan partisipasi dari para stakeholders tersebut. Jangan sampai kepala sekolah hanya bisa mengeluh, mengeluh, dan mengeluh. Kepala Sekolah yang hanya bisa mengeluh dan lamban melakukan tindakan untuk memperbaiki sekolahnya layaknya “tuma kathok” yang berjalan lambat dan hanya bisa “nggremet” saja.
Dalam beribadah kita juga bisa mendapatkan pembelajaran dari filosofi “tuma kathok”. Bila kita tidak ingin dikatakan sebagai “tuma kathok” maka kita harus menyegerakan urusan ibadah kita. Bersedekah dengan segera, membantu orang lain dengan segera, dan meringankan beban orang lain dengan segera. Apapun yang kita perbuat hendaknya bisa kita lakukan dengan baik sesuai dengan waktunya agar kita tidak dikatakan sebagai “tuma kathok”.
Drs. Murman, M.Pd.
Demak, 19022017
Gambar diambil dari https://jv.wikipedia.org/wiki/Tuma_kathok
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar