27,07,21

Hari ke-417

#terusmenulis

#kolom FC

CAH AYU LEBIH SUKA NGARIT

Jamilah tersenyum sendiri melihat foto yang dikirim dari sahabat lamanya, Kang Sastrawan Maria Magdalena Bhoernomo. Karena lama nggak jumpa tetiba muncul gambar perempuan muda, cantik, di sawah sambil bawa sabit. Ayu tenan.

Jamilah tahu maksudnya Kang Bhoernomo, pasti disarankan bikin tulisan dengan gambar yang ada. Biasa kalau dapat kiriman gambar pasti diminta asah otak. Biar encer katanya. Hahaha..

Cah ayu yang terlihat gembira dan bahagia walau ada pandemi. Adalah perempuan desa biasa yang sehari-harinya jadi guru paud. Begitu pandemi mampir di bumi pertiwi, cah ayu banyak melakukan kegiatannya di rumah. Cukup bikin tugas seminggu sekali. Baru diberikan ke wali murid untuk dikerjakan putra-putrinya di rumah. Setelah selesai dibalikin untuk dinilai.

Disela-sela waktunya digunakan untuk pergi ke sawah. Sawah itu peninggalan orang tuanya. Dengan wajah berseri-seri cah ayu tiap hari ke sawah, pagi sekali.

Dengan berkebaya sederhana dia membawa dunak. Sambil menikmati sejuknya udara pagi, cah ayu berdendang dan perlahan memotong rumput, yang ada disekitarnya. Memotong rumput?

Ya, cah ayu tidak malu dan tidak takut kulitnya menghitam. Akan tetapi lebih sayang dengan sapinya yang di rumah. Hah!

Cah ayu ternyata suka menggembala sapi. Jadi tugas rutin saat pandemi adalah ikut ngarit rumput, untuk makanan sapi yang di rumah. Banyak tetangga yang bingung. Lho? Cah ayu-ayu kok ngarit? Opo ora ilang ayune?

Jamilah tersenyum simpul sendiri melihat cah ayu yang rajin memotong rumput. Hanya ditemani angin, teh, kopi, dan suara burung.

Salam ngarit

Kota Santri,

27,07,21

#mediaguruindonedia

#pasmakreatif