Di tulis oleh MN_GBC,

Di sebuah kota besar, ada seorang guru bernama Bu Ratna. Dia mengajar di sebuah sekolah menengah yang terkenal dengan standar akademis yang tinggi. Bu Ratna adalah guru yang berbeda. Dia tidak hanya peduli pada nilai murid-muridnya, tetapi juga pada kehidupan pribadi mereka. Baginya, setiap murid adalah potensi yang harus dibangunkan.

Di antara murid-muridnya, ada seorang anak bernama Faris. Faris adalah anak yang cerdas, namun dia sering tidak fokus dan cenderung bergaul dengan teman-teman yang suka melanggar aturan. Nilainya pun mulai menurun, dan para guru lain mulai menyerah, merasa bahwa Faris tak bisa berubah.

Namun, Bu Ratna melihat sesuatu yang berbeda pada Faris. Dia tahu, di balik sikapnya yang keras dan acuh tak acuh, ada anak yang sebenarnya butuh perhatian dan arahan. Suatu hari setelah kelas, Bu Ratna memanggil Faris untuk berbicara. "Faris," katanya lembut, "Saya melihat kamu punya potensi besar. Tapi, kenapa kamu tidak serius dalam belajar?"

Faris tertawa kecil dan menjawab, "Saya bosan, Bu. Belajar rasanya tidak ada gunanya. Saya tidak tahu apa yang ingin saya lakukan di masa depan."

Bu Ratna tersenyum. "Bosan karena kamu belum menemukan apa yang benar-benar kamu sukai. Kamu suka apa, Faris?"

Faris terdiam sejenak, lalu berkata, "Saya suka teknologi, Bu. Tapi, sepertinya tidak ada gunanya jika saya tidak pintar dalam matematika dan sains."

Bu Ratna terkejut, namun senang mendengar hal itu. Dia pun berjanji akan membimbing Faris secara khusus, memberi arahan tentang dunia teknologi yang menarik minatnya. Setiap minggu, mereka duduk bersama setelah sekolah. Bu Ratna memperkenalkan Faris pada pemrograman komputer, cara kerja mesin, dan potensi masa depan teknologi.

Semakin lama, minat Faris tumbuh. Ia mulai rajin belajar, tidak hanya di bidang teknologi tetapi juga pada pelajaran lain yang diperlukan untuk mendukung impiannya. Perubahan Faris tidak hanya terlihat di kelas, tetapi juga di rumah. Dia mulai menjauhi teman-teman yang buruk dan lebih fokus pada mimpinya.

Satu tahun kemudian, Faris berhasil memenangkan sebuah kompetisi nasional di bidang teknologi yang diadakan oleh universitas ternama. Ia menciptakan sebuah aplikasi sederhana yang membantu orang tua melacak perkembangan belajar anak-anak mereka. Prestasinya ini tidak hanya membanggakan sekolah, tetapi juga membuatnya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di bidang teknologi.

Di hari pengumuman beasiswa, Faris menemui Bu Ratna dengan mata berbinar. "Bu, ini semua karena Ibu yang percaya pada saya. Terima kasih sudah membuka jalan bagi saya untuk meraih mimpi."

Bu Ratna hanya tersenyum lembut dan berkata, "Kamu sendiri yang membuka pintunya, Faris. Saya hanya menunjukkan bahwa pintu itu ada."

Pesan Moral:

1. Setiap anak memiliki potensi unik yang perlu dikembangkan.

2. Guru berperan sebagai pembimbing dan pemberi inspirasi.

3. Kepercayaan guru dapat memotivasi murid untuk berhasil.

4. Perubahan membutuhkan kesabaran dan waktu.

5. Kesuksesan ada jika murid berani mengambil langkah.