Mursalim Nawawi, S. Pd. M.Pd

Mursalim Nawawi. S.Pd., M.Pd di lahirkan di Sidenreng Rappang 05 Oktober 1976, Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan pada UPT SMA PPM RAHMA...

Selengkapnya
Navigasi Web
CERPEN LINGKUNGAN 'SANG PENJAGA HIJAU' T. 1520

CERPEN LINGKUNGAN 'SANG PENJAGA HIJAU' T. 1520

Ditulis oleh MNGBC. Di sebuah desa kecil bernama Hijau Lestari, ada seorang remaja bernama Adit. Ia dikenal sebagai anak yang suka bermain di hutan dekat desanya. Setiap pagi sebelum sekolah, ia berjalan melewati pepohonan rindang, mendengar kicauan burung, dan menikmati udara segar yang selalu membuatnya merasa damai.

Namun, kebahagiaan itu mulai memudar. Suatu hari, Adit melihat tumpukan sampah plastik di sungai yang dulu jernih. Ia juga menyaksikan beberapa pohon ditebang sembarangan oleh orang-orang yang tidak peduli pada lingkungan. Burung-burung mulai jarang terlihat, dan air sungai menjadi keruh.

"Apa yang terjadi dengan desaku?" gumamnya sedih.

Adit tidak bisa tinggal diam. Ia mengajak teman-temannya, Sinta, Rian, dan Lala, untuk melakukan sesuatu. Mereka berkumpul di bawah pohon beringin tua di tengah desa.

“Kita harus melakukan sesuatu sebelum semuanya terlambat!” kata Adit dengan semangat.

“Tapi, kita cuma anak-anak. Apa yang bisa kita lakukan?” tanya Rian ragu-ragu.

Adit tersenyum. “Kita mulai dari hal kecil. Kalau kita peduli, orang lain pasti akan ikut.”

Mereka pun membuat rencana. Setiap akhir pekan, mereka membersihkan sungai dari sampah plastik. Mereka juga mulai menanam pohon di lahan kosong dekat desa. Tak hanya itu, mereka mengajak anak-anak lain untuk ikut serta.

Suatu hari, seorang pejabat lingkungan dari kota datang ke desa mereka. Ia terkejut melihat perubahan besar. Sungai yang dulu kotor mulai bersih, dan lahan yang dulu gersang mulai hijau kembali.

“Siapa yang melakukan semua ini?” tanyanya kagum.

Penduduk desa menunjuk ke arah Adit dan teman-temannya. Dengan wajah malu-malu, Adit berkata, “Kami hanya ingin menjaga alam, seperti alam menjaga kita.”

Pejabat itu tersenyum dan berkata, “Kalau semua anak muda sepertimu, dunia ini pasti lebih hijau dan sehat.”

Sejak hari itu, aksi kecil Adit dan teman-temannya menginspirasi seluruh desa. Mereka membentuk Kelompok Penjaga Hijau, yang kini diikuti oleh semua warga.

Adit membuktikan bahwa usia bukanlah halangan untuk mencintai lingkungan. Dengan hati yang tulus dan tindakan nyata, ia menjadi pahlawan kecil bagi desanya.

Dan kini, sungai kembali jernih, burung-burung bernyanyi lagi, dan desa Hijau Lestari tetap hidup sesuai namanya hijau dan lestari.

Tamat.

Pesan Moral:1. Cintailah lingkungan mulai dari hal kecil.2. Satu tindakan baik bisa menginspirasi banyak orang.3. Alam menjaga kita, maka kita juga harus menjaga alam.

Demikian ceritanya, semoga bermanfaat

Salam lestari #MN_GBC

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren cerpennya, sebagai pioner penjaga lingkungan. Salam literasi.

02 Feb
Balas



search

New Post