Mursalim Nawawi, S. Pd. M.Pd

Mursalim Nawawi. S.Pd., M.Pd di lahirkan di Sidenreng Rappang 05 Oktober 1976, Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan pada UPT SMA PPM RAHMA...

Selengkapnya
Navigasi Web
'HARI PERTAMA SEKOLAH YANG PENUH KESAN' (T.1305)
Rebutan bangku pertama sudah jadi tradisi murid baru

'HARI PERTAMA SEKOLAH YANG PENUH KESAN' (T.1305)

Ditulis oleh MN_GBC

Hari pertama sekolah selalu menjadi momen yang mendebarkan. Pagi itu, matahari bersinar cerah di atas SD Ceria, menandakan permulaan tahun ajaran baru. Semua murid baru berkumpul di halaman sekolah, bersemangat untuk memasuki kelas dan bertemu teman-teman baru.

Di antara mereka, ada dua anak bernama Dinda dan Raka. Mereka tidak saling kenal sebelumnya, tapi keduanya memiliki satu keinginan yang sama duduk di bangku depan. Mereka merasa duduk di bangku depan akan membuat mereka lebih mudah memahami pelajaran dan dekat dengan guru.

Saat bel berbunyi, semua anak segera berlari menuju ruang kelas. Dinda dan Raka juga bergegas masuk dengan cepat. Begitu mereka tiba di dalam kelas, keduanya melihat bahwa bangku depan masih kosong. Tanpa berpikir panjang, Dinda dan Raka berlari dan tiba di bangku depan pada saat yang bersamaan.

“Ini tempatku!” kata Dinda dengan semangat.

“Tidak, aku duluan yang sampai!” balas Raka, tidak mau kalah.

Mereka saling memandang dengan wajah tegang. Guru mereka, Bu Lina, masuk ke dalam kelas dan melihat situasi tersebut. Ia tersenyum dan mendekati mereka.

“Ada apa, anak-anak?” tanya Bu Lina dengan lembut.

“Saya ingin duduk di bangku depan, Bu,” kata Dinda.

“Saya juga, Bu,” tambah Raka.

Bu Lina berpikir sejenak, kemudian ia mendapatkan ide. “Baiklah, bagaimana kalau kita buat kesepakatan? Setiap minggu, kalian bergantian duduk di bangku depan. Minggu ini Dinda, minggu depan Raka, dan begitu seterusnya. Bagaimana?”

Dinda dan Raka saling berpandangan, lalu tersenyum. “Setuju, Bu!” jawab mereka serempak.

Dengan senyum puas, Bu Lina mengatur tempat duduk mereka. Dinda duduk di bangku depan untuk minggu pertama, sementara Raka duduk di sebelahnya, siap bergantian minggu depan. Mereka merasa senang karena telah menemukan solusi yang adil.

Minggu demi minggu berlalu, dan Dinda serta Raka semakin akrab. Mereka sering belajar bersama dan saling membantu dalam mengerjakan tugas. Ternyata, persaingan kecil di hari pertama itu berubah menjadi awal persahabatan yang indah.

Pada akhirnya, Dinda dan Raka menyadari bahwa tempat duduk tidak terlalu penting. Yang lebih penting adalah semangat belajar dan kebersamaan dengan teman-teman. Hari pertama sekolah mereka yang dimulai dengan persaingan, berakhir dengan tawa dan persahabatan yang erat.

Itulah kisah Dinda dan Raka, dua anak yang belajar bahwa kerja sama dan persahabatan adalah kunci untuk meraih kesuksesan di sekolah.

Semoga cerita ini bermanfaat, Salam #MN_GBC

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post