Mursalim Nawawi, S. Pd. M.Pd

Mursalim Nawawi. S.Pd., M.Pd di lahirkan di Sidenreng Rappang 05 Oktober 1976, Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan pada UPT SMA PPM RAHMA...

Selengkapnya
Navigasi Web
'HUBUNGAN TELUR DAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW'(T.1380)
Musim telur tiba

'HUBUNGAN TELUR DAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW'(T.1380)

Di tulis oleh MN_GBC,

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu tradisi yang berkembang di kalangan umat Islam sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Maulid, yang berarti kelahiran, diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal untuk mengenang kelahiran Rasulullah SAW. Di berbagai wilayah dunia Islam, peringatan Maulid dilakukan dengan beragam cara, mulai dari pembacaan sirah Nabi, selawat, hingga tradisi kuliner yang khas di berbagai daerah.

Salah satu tradisi unik yang muncul dalam perayaan Maulid di beberapa daerah, khususnya di Indonesia, adalah penggunaan telur hias sebagai simbol perayaan. Namun, perlu dipahami bahwa penggunaan telur dalam Maulid tidak memiliki dasar langsung dari ajaran Islam atau hadis yang spesifik.

Tradisi ini lebih merupakan bentuk ekspresi budaya yang berkembang dalam masyarakat untuk memperindah dan memperkaya momen perayaan Maulid Nabi.

Asal-usul Tradisi Telur dalam Perayaan Maulid

Tradisi telur hias ini seringkali ditemui dalam acara-acara Maulid, khususnya di Jawa dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Telur-telur tersebut biasanya dihias dan dijadikan sebagai bagian dari seserahan atau penghias dalam acara Maulid.

Secara simbolik, telur melambangkan kesuburan, kehidupan, dan awal mula yang baru, yang bisa dihubungkan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa cahaya kebenaran dan kehidupan baru bagi umat manusia.

Dalam budaya Jawa, telur juga sering kali digunakan dalam berbagai ritual tradisional sebagai simbol keberkahan. Oleh karena itu, meskipun tidak ada keterkaitan langsung dengan ajaran agama, penggunaan telur dalam Maulid bisa dilihat sebagai cara masyarakat untuk mengekspresikan rasa syukur dan kegembiraan atas lahirnya Nabi Muhammad SAW.

Perspektif Hadis dan Syariah

Jika ditinjau dari sudut pandang hadis dan syariah, tidak ada dalil khusus yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW atau para sahabatnya memperingati kelahiran beliau dengan telur atau makanan tertentu.

Bahkan, tidak ada hadis yang menyatakan bahwa perayaan Maulid dilakukan pada masa Rasulullah atau sahabat. Perayaan Maulid baru muncul beberapa abad setelah Nabi Muhammad SAW wafat sebagai bentuk penghormatan kepada beliau.

Beberapa ulama membolehkan perayaan Maulid selama dilakukan dengan cara yang baik dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Namun, perayaan ini tetap harus diisi dengan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti membaca selawat, mengingat sirah Nabi, dan memperbanyak amal ibadah.

Sebuah hadis yang sering dikaitkan dengan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW berbunyi:

"Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia." (HR. Bukhari No. 15 dan Muslim No. 44)

Hadis ini menekankan pentingnya kecintaan kepada Rasulullah SAW sebagai bagian dari iman seorang Muslim. Dalam konteks ini, perayaan Maulid bisa dilihat sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan kecintaan tersebut, asalkan dilakukan dengan cara yang sesuai dengan tuntunan syariat.

Kesimpulan

Penggunaan telur dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW lebih merupakan ekspresi budaya lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, asalkan perayaan tersebut diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan sesuai syariah.

Tidak ada hadis yang secara langsung mengaitkan penggunaan telur dengan peringatan Maulid, namun makna simbolis dari telur dapat dikaitkan dengan penghormatan dan rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW. Yang terpenting adalah menjaga agar peringatan Maulid diisi dengan hal-hal yang meningkatkan iman, kecintaan kepada Nabi, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Semoga tulisan ini bermanfaat, Salam #MN_GBC

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post