Di tulis oleh MNGBC

Hujan baru saja reda, meninggalkan aroma tanah yang khas di udara. Di sebuah ladang yang subur di pinggiran desa, tumbuhlah sekelompok jamur liar dengan berbagai bentuk dan ukuran. Kelopak jamur-jamur ini terlihat segar dan basah, memantulkan sinar matahari yang perlahan muncul dari balik awan kelabu. Di antara rerumputan hijau dan tanaman paku, jamur-jamur ini tampak seperti harta karun yang tersembunyi.

Warga desa mulai berdatangan, membawa keranjang bambu di tangan mereka. Musim hujan selalu membawa kegembiraan tersendiri bagi mereka, terutama bagi anak-anak yang berlarian sambil mencari jamur di semak-semak.

"Ini jamur merang, bisa kita masak untuk sup nanti malam!" seru Pak Ahmad kepada istrinya. Ia mengangkat beberapa jamur berwarna cokelat muda yang tersembunyi di bawah daun paku.

Sementara itu, Nisa, seorang gadis kecil dengan senyuman cerah, menemukan jamur lain yang lebih besar dan datar. "Ibu, lihat! Ini pasti bisa jadi gorengan enak!" katanya penuh semangat.

Namun, ada satu aturan yang selalu mereka patuhi: hati-hati memilih jamur. Tidak semua jamur aman untuk dikonsumsi, dan warga desa telah belajar untuk mengenali mana yang beracun dan mana yang bisa dimakan.

Ketika senja tiba, aroma masakan jamur mulai tercium di setiap sudut desa. Suara tawa dan cerita tentang petualangan mencari jamur memenuhi udara malam. Musim hujan mungkin membawa tantangan berupa jalan becek dan udara lembap, tetapi bagi mereka, ini adalah berkah. Jamur liar adalah simbol kekayaan alam yang melimpah dan pengingat akan keindahan hidup sederhana.

Semoga ceritanya bermanfaat,

Salam #MN_GBC