PENTINGNYA BELAJAR ADAB DARIPADA ILMU REFLEKSI DARI KASUS GUS MIFTAH DAN PENJUAL ES TEH
Ditulis oleh MNGBC
Belajar adalah proses yang tidak hanya berfokus pada penguasaan ilmu, tetapi juga pada pembentukan adab.
Kasus yang melibatkan Gus Miftah, seorang tokoh agama, dan penjual es teh yang menjadi viral karena ucapan "goblok" yang dilontarkan, mengingatkan kita pada pentingnya adab dalam kehidupan sehari-hari.
Adab sebagai Dasar Ilmu
Dalam Islam, adab menduduki posisi yang sangat penting, bahkan dianggap sebagai fondasi ilmu. Imam Malik pernah mengatakan, "Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu." Hal ini menegaskan bahwa tanpa adab, ilmu yang dimiliki seseorang dapat menjadi tidak bermanfaat atau bahkan membawa mudarat.
Ucapan atau perilaku yang tidak mencerminkan adab, terutama dari seorang tokoh yang seharusnya menjadi panutan, dapat menciptakan persepsi negatif. Kata-kata seperti "goblok," meskipun mungkin dimaksudkan sebagai kritik, jika disampaikan dengan cara yang kasar, hanya akan melukai hati orang lain dan merusak kepercayaan masyarakat.
Adab dalam Interaksi Sosial
Setiap manusia memiliki martabat yang harus dihormati. Menghina atau merendahkan orang lain, apalagi di ruang publik, menunjukkan kurangnya adab dalam berkomunikasi. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim).
Kisah Gus Miftah ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam berkata-kata. Tidak peduli seberapa tinggi ilmu seseorang, jika ia tidak bisa menjaga lisannya, maka ilmunya menjadi tidak berarti di mata masyarakat.
Mengutamakan Adab dalam Pendidikan
Pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan adab. Guru, tokoh agama, dan orang tua harus menjadi teladan dalam menunjukkan bagaimana ilmu dipadukan dengan adab. Kasus ini bisa menjadi bahan introspeksi: sudahkah kita mendidik generasi muda untuk mengutamakan adab sebelum ilmu?
Pelajaran dari Kasus Ini
1. Adab Mencerminkan Diri
Ucapan seseorang adalah cerminan dari karakter dan integritasnya. Menggunakan kata-kata kasar hanya akan merendahkan martabat diri sendiri, terlepas dari niat di baliknya.
2. Peran Tokoh Publik
Tokoh agama atau publik memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga sikap dan ucapan mereka. Sebagai figur yang dihormati, setiap tindakan mereka akan menjadi contoh bagi banyak orang.
3. Memanusiakan Manusia
Seberapapun kecilnya kesalahan seseorang, pendekatan yang santun dan penuh hikmah lebih efektif daripada hinaan. Al-Qur’an mengajarkan untuk mengingatkan dengan cara yang baik (maw’izah hasanah).
Kesimpulan
Kasus ini mengajarkan bahwa adab adalah kunci utama dalam membangun hubungan yang harmonis, baik dengan sesama manusia maupun dengan ilmu yang kita pelajari. Ilmu tanpa adab hanya akan menjadi alat yang bisa merusak, bukan memperbaiki.
Mari jadikan adab sebagai prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat dan membawa berkah bagi banyak orang.
Semoga kita semua bisa belajar dari kasus ini dan menjadi pribadi yang lebih baik, penuh hikmah, dan bijaksana dalam bertindak maupun berbicara.
Demikian yang bisa di tuliskan semoga bermanfaat
Salam peningkatan keimanan, #MN_GBC
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar