PUISI KERINDUAN 'AKU, RINDU DAN BAYANGANMU' (T. 1510)
Sebuah Puisi Kerinduan Pada Ibu yang Telah Tiada
Karya Mursalim Nawawi Chaling Gbc
Di setiap sudut malam yang kian kelam,
Bayangmu datang dalam keheningan.
Wajah yang dulu penuh kasih dan damai,
Kini tersimpan rapi di lembar ingatan.
Aku berjalan dalam sepi yang panjang,
Memanggil namamu di hembus angin malam.
Namun hanya gema yang menjawab pelan,
Rindu ini tak bertepi, tak berkesudahan.
Bayanganmu menari di mataku yang basah,
Membawa senyummu yang takkan terganti.
Seperti mentari yang tertutup awan,
Hilangmu adalah luka yang abadi.
Aku merindukan tawa yang hangat mengalun,
Suara lembut yang menuntunku dalam terang.
Kini hanya doa yang kujadikan jembatan,
Menghampirimu di surga yang tenang.
Bayangmu adalah pelita di gelap malamku,
Menuntunku untuk tetap melangkah maju.
Meski dunia terasa kosong tanpa hadirmu,
Kasihmu tetap menjadi kekuatan hidupku.
Ibu, rindu ini takkan pernah padam,
Selalu ada di setiap detak dan napasku.
Aku, rindu, dan bayanganmu yang tenang,
Bersatu dalam cinta yang tak lekang waktu.
Sidenreng Rappang, 23 Januari 2025
Salam rindu buatmu ibu
#MN_GBC #MNGBC
#ibu #mama #puisi #sajak #rindu #keren #fbpro #sorotan #pengikut #publik
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap puisinya, Pak. Salam sukses selalu!
Mantap puisinya, Pak. Salam sukses selalu!