SAATNYA BALIK SETELAH MUDIK KEMBALI DENGAN JIWA YANG BARU(T.1576)
Ditulis oleh MNGBC
Lebaran telah usai. Takbir yang dulu menggema kini perlahan sunyi. Jalanan yang padat oleh para pemudik pun mulai sepi. Kini, tiba waktunya balik kembali ke rutinitas, ke tempat kerja, ke aktivitas yang sempat terjeda.
Tapi, jangan salah. Balik dari mudik bukan sekadar pulang ke kota, tapi juga pulang membawa jiwa yang lebih matang dan hati yang lebih tenang.
1. Bukan Sekadar Balik, Tapi Kembali Sebagai Pribadi Baru
Setelah sekian lama rindu bertemu keluarga, melepas penat bersama orang tua, dan bersujud di masjid masa kecil kita diingatkan siapa diri kita sebenarnya. Mudik bukan hanya soal kampung halaman, tapi soal menemukan akar kehidupan. Maka saatnya kembali, bukan dengan hati yang sama, tapi dengan semangat baru.
“Siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka ia beruntung.”
(Hadis riwayat Al-Hakim)
2. Bawa Pulang Energi Silaturahmi
Senyum ibu, pelukan ayah, tawa adik, dan obrolan sederhana dengan tetangga lama semua itu adalah vitamin jiwa yang tak dijual di apotek mana pun. Saat balik nanti, jangan tinggalkan energi positif itu. Bawa pulang sebagai bahan bakar untuk kembali berkarya.
3. Rutinitas Tak Lagi Hambar
Kadang kita merasa lelah menghadapi rutinitas. Tapi setelah merasakan indahnya kebersamaan dan nikmatnya kesederhanaan di kampung, kita bisa kembali dengan sudut pandang berbeda. Rutinitas yang dulu terasa beban, kini bisa jadi ladang pahala.
Niatkan pekerjaan sebagai ibadah. Niatkan belajar sebagai jihad. Niatkan setiap langkah sebagai bentuk syukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup dan berbuat baik.
4. Bawa Pulang Maaf dan Niat Baik
Selama di kampung, kita saling bermaafan. Kita kembali menjadi manusia yang fitri. Jangan biarkan maaf itu berhenti di sana. Jadikan ia sebagai awal dari hubungan yang lebih tulus, pekerjaan yang lebih jujur, dan hidup yang lebih bermakna.
5. Kembali dengan Semangat Hijrah
Lebaran adalah titik tolak. Ia bukan garis akhir, tapi garis start. Seperti para sahabat Rasul yang selalu menjadikan momen hijrah sebagai tonggak perubahan, maka mari kita jadikan balik setelah mudik sebagai momentum hijrah meninggalkan malas, meninggalkan ragu, meninggalkan keluh dan memulai lembaran baru.
Penutup:
Pulanglah, Tapi Jangan Lupa untuk Terus Melangkah
Kini kita kembali. Tapi semoga bukan sekadar kembali ke kantor, sekolah, atau rutinitas, melainkan kembali menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Karena mudik sejati bukan hanya kembali ke kampung halaman, tapi juga kembali ke tujuan hidup: menjadi hamba Allah yang lebih baik dari sebelumnya.
Demikian yang bisa di tuliskan
Salam balik ke kota, #MNGBC #MN_GBC
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar